Perwakilan dari lebih dari 130 negara, sebagian besar dari negara-negara Selatan, menghadiri forum tersebut termasuk lebih dari dua lusin kepala negara, atau yang paling menonjol adalah “sahabat” Xi, Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Saat berpidato di hadapan lebih dari 1.000 delegasi Tiongkok dan asing yang berkumpul di ruang konferensi di sebelah barat Lapangan Tiananmen, Xi mengatakan kebijakan utamanya telah dilakukan.
“Kami meningkatkan aliran barang, modal, teknologi, dan sumber daya manusia ke negara-negara yang terlibat,” kata Xi Jinping, dilansir dari AFP.
Sementara itu, Putin dan para pemimpin asing lainnya duduk bersama para pejabat penting Tiongkok dari Politbiro yang beranggotakan 25 orang di barisan depan, saat Xi menyampaikan pidato pembukaannya.
Forum ini berpusat pada Belt and Road Innitiative (BRI), sebuah rencana besar yang diluncurkan oleh Xi pada 2013, yang bertujuan untuk membangun infrastruktur global dan jaringan energi yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa melalui jalur darat dan laut.
Meskipun BRI pada awalnya bermaksud menghubungkan Tiongkok dengan Eropa Barat, namun tak ada negara senior di Uni Eropa yang hadir. Satu-satunya yang dapat adalah Presiden Hungaria yang populis, Viktor Orban. Peserta penting lainnya termasuk menteri perdagangan pemerintahan Taliban Afghanistan Haji Nooruddin Azizi.
Skeptisisme negara-negara Barat terhadap rencana besar Xi berasal dari kecurigaan bahwa rencana tersebut akan memperluas pengaruh global Tiongkok, kata para analis.
Kritik atas Belt and Road
Tiongkok kadang-kadang marah atas kritik terhadap BRI, dengan mengatakan bahwa inisiatif ini mempunyai prasangka anti-Tiongkok dan keinginan untuk menahan kebangkitan BRI, namun mengabaikan apa yang disebutnya sebagai niat baik yang tulus.Skala dan ambisi awal BRI telah dipengaruhi oleh berbagai guncangan, termasuk perang dagang dengan Amerika Serikat, perlambatan ekonomi di Tiongkok, invasi Rusia ke Ukraina, dan pandemi.
Xi berupaya menjadikan Belt and Road lebih kecil dan lebih ramah lingkungan, beralih dari proyek-proyek besar seperti bendungan ke proyek-proyek berteknologi tinggi seperti keuangan digital dan platform e-commerce.
Tujuannya adalah untuk membantu dorongan yang lebih luas bagi tatanan dunia yang multi-kutub dan memberikan negara-negara Selatan lebih banyak lembaga, dibandingkan negara-negara yang didominasi oleh Washington dan sekutu-sekutunya, kata para analis.
BRI juga menjadi lebih fokus pada isu-isu seperti perubahan iklim dan kecerdasan buatan, karena Xi berupaya menggunakannya untuk mengekspor gagasan Tiongkok tentang tata kelola dan membangun konsensus seputar norma-norma Tiongkok dan model pembangunannya, kata para analis.
Baca juga: Belt and Road Initiative Dianggap sebagai Simbol Pertumbuhan Ekonomi Asia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News