Dalam pertemuan rutin di Kantor Pusat Penanggulangan Bencana dan Keselamatan (CDSCH), Son Young-rae, direktur tim strategi dan perencanaan Markas Pusat Manajemen Bencana (CDMH) mengatakan diskusi dengan kedua perusahaan farmasi itu berjalan lancar.
"Jika tidak ada halangan, kami harus segera menyelesaikan kontrak dan mengumumkan persyaratannya," kata Son, dilansir dari Hankyoreh, Kamis, 17 Desember 2020.
Pemerintah sebelumnya mengumumkan rencana untuk memperoleh dosis yang cukup untuk 10 juta orang melalui Fasilitas COVAX, sebuah jaringan internasional untuk membeli dan mendistribusikan vaksin.
Sementara itu, perjanjian pembelian dengan AstraZeneca sudah disepakati. Korsel hanya tinggal menunggu negosiasi kontrak dengan Pfizer, Johnson & Johnson, dan Moderna yang tengah berlangsung.
Beberapa ahli bersikeras pemerintah Korsel harus mempercepat upaya mereka mendapatkan vaksin. Pasalnya, mereka melihat Inggris dan AS telah melakukan vaksinasi.
Sehari sebelumnya, otoritas kesehatan khawatir mereka mungkin tidak dapat mengimpor vaksin AstraZeneca dalam kuartal pertama tahun depan.
"Tapi impor akan dilakukan sesuai dengan prosedur Korea Selatan," pungkas mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News