Virus ini ditularkan melalui gigitan kutu dan menyebabkan penyakit. Gejala virus Yezo ditandai dengan demam dan penurunan trombosit darah serta leukosit.
Laman Medicine Net, Jumat, 8 Oktober 2021, penemuan virus Yezo diidentifikasi para peneliti dari Hokkaido University. Ahli virologi di Hokkaido University International Institute for Zoonosis Control, Keita Matsuno mengatakan setidaknya ada tujuh orang yang telah terinfeksi virus baru ini di Jepang sejak 2014.
"Sejauh ini belum ada kematian yang dikonfirmasi terkait virus," kata Matsuno.
Virus Yezo pertama kali ditemukan setelah seorang pria berusia 41 tahun dirawat di rumah sakit Jepang pada 2019. Ia mengalami demam dan sakit pada kaki bekas gigitan serangga jenis arthropoda yang diyakini sebagai kutu saat dia berjalan di hutan lokal di Hokkaido.
Selanjutnya, pria tersebut dirawat dan dipulangkan setelah dua minggu, tetapi tes menunjukkan dia tidak terinfeksi virus yang diketahui dibawa oleh kutu di wilayah itu.
Pasien kedua juga datang dengan gejala yang sama setelah gigitan kutu pada tahun selanjutnya.
Berdasarkan analisis genetik virus dari sampel darah kedua pasien ditemukan jenis orthonairovirus baru, kelas nairovirus yang mencakup patogen seperti virus demam berdarah Krimea-Kongo.
Dari analisis tersebut, para ilmuwan kemudian menamakannya sebagai virus Yezo. Nama Yezo diambil dari nama dalam sejarah Jepang untuk Hokkaido, sebuah pulau besar di utara negara tempat virus itu ditemukan pertama kali.
Saat ini, para peneliti berencana untuk melacak kemungkinan distribusi virus baru secara nasional pada hewan liar dan pasien. Mereka mengatakan bahwa lebih banyak rumah sakit perlu untuk menguji virus pada pasien yang mengeluhkan gejala virus Yezo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News