Protes Black Lives Matter di Sydney, Australia. (Foto: AFP).
Protes Black Lives Matter di Sydney, Australia. (Foto: AFP).

Protes Antirasisme di Sydney Dilangsungkan di Tengah Ancaman Covid-19

Marcheilla Ariesta • 06 Juni 2020 15:01
Sydney: Puluhan ribu orang berkerumun di Sydney untuk melakukan protes atas kematian orang-orang Aborigin dalam tahanan polisi. Aksi ini serupa dengan protes di Amerika Serikat atas kematian George Floyd, warga kulit hitam AS yang meninggal saat ditangkap polisi.
 
Pengunjuk rasa berkumpul di Sydney Town Hall untuk menentang Polisi New South Wales dan Mahkamah Agung yang menolak mengesahkan unjuk rasa ini. 
 
Namun, Pengadilan Banding New South Wales akhirnya membatalkan larangan protes Black Lives Matter meskipun ada tentangan dari penegak hukum dan pemerintah setempat. Pemerintah setempat mengkhawatirkan adanya ancaman penyebaran virus korona (covid-19). 

Dilansir dari ABC News, Sabtu 6 Juni 2020, pertemuan ini jadinya dianggap sah dan para pedemo kebal dari tuntutan jika mereka melanggar perintah kesehatan. Keputusan pengadilan tersebut disambut sorak-sorai warga.
 
"Ini adalah salah satu momen, ketika Anda melawan sistem. Sistem itu diterapkan oleh orang-orang First Nations selama berabad-abad," kata anggota Parlemen Partai Hijau, David Shoebridge.
 
"Tapi ada kalanya Anda menang atas sistem itu," imbuh dia.
 
Meskipun panitia unjuk rasa mendorong peserta agar sadar jarak, namun tak dihiraukan para pengunjuk rasa. Terlihat tak ada jarak 1,5 meter saat mereka berbaris dari Balai Kota ke Taman Belmore.
 
Panitia juga terlihat membagikan masker dan memberikan hand sanitizer kepada para peserta.
 
Salah seorang peserta aksi, Shanaya Donovan mengatakan dirinya menghadiri protes tersebut meskipun ada potensi didenda atau dipenjara. Dia menuturkan dirinya selalu mendapat perlakuan tidak menyenangkan secara rasial.
 
"Saya diikuti di Kmart, seperti saya akan mencuri sesuatu," tuturnya.
 
Pengunjuk rasa memulai aksinya dengan mengheningkan cipta selama semenit sebagai penghormatan kepada George Floyd. Demonstrasi ini hampir seluruhnya berjalan damai dan tanpa insiden.
 
Floyd merupakan warga kulit hitam AS yang meninggal setelah seorang polisi menekan lututnya di leher dan membuatnya tidak bisa bernapas. Pria 46 tahun itu ditangkap polisi karena dilaporkan membeli sebungkus rokok menggunakan uang pecahan USD20 palsu di Minneapolis.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan