Satej Patil, menteri teknologi untuk negara bagian Maharashtra, mengatakan pada Senin malam bahwa unit siber Kepolisian Mumbai telah menahan mahasiswa teknik berusia 21 tahun dari kota selatan Bengaluru di negara bagian Karnataka. Penangkapannya terkait kasus penjualan perempuan Muslim di dunia maya.
Polisi tidak mengungkapkan identitas tersangka, dan tidak jelas apakah pria itu adalah orang yang membuat situs lelang tersebut.
Dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 4 Januari 2022, foto-foto lebih dari 100 perempuan Muslim India terkemuka, termasuk jurnalis, aktivis, bintang film dan artis, ditampilkan akhir pekan lalu tanpa izin di sebuah situs. Mereka yang terdaftar di situs itu juga termasuk ibu dari peraih Nobel Pakistan, Malala Yousafzai.
Situs kontroversial itu langsung ditutup Pemerintah India dalam waktu 24 jam. Situs itu diketahui bernama Bulli Bai, bahasa gaul yang cenderung merendahkan kelompok Muslim India.
Meski tidak ada satu pun penjualan dari situs itu, para perempuan Muslim yang terdaftar di sana merah besar karena merasa mempermalukan. Banyak dari mereka adalah tokoh vokal yang sering kali mengkritik nasionalisme Hindu di India dan beberapa kebijakan Perdana Menteri Narendra Modi.
Bulli Bai di-hosting di GitHub, platform pengkodean yang berbasis di San Francisco. Seorang juru bicara perusahaan mengatakan GitHub telah menghapus akun pengguna yang memasang situs itu, dan berjanji akan bekerja sama dengan otoritas India.
Baca juga: Biksu India Serukan ‘Genosida Muslim’ dalam Pidato Penuh Kebencian
Lelang palsu perempuan Muslim India memicu kemarahan di Twitter. Beberapa perempuan mengunggah tangkapan layar setelah menemukan foto mereka terdaftar di situs itu.
Kelompok hak asasi perempuan dan politisi dari partai oposisi mendesak Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa saat ini untuk mengambil tindakan tegas. Secara khusus, desakan itu dilayangkan kepada Menteri Teknologi India, Ashwini Vaishnaw.
Polisi di tiga negara bagian telah membuka penyelidikan atas insiden tersebut. Mereka mengajukan hukuman pidana terhadap pengembang situs, berdasarkan pengaduan dari para perempuan yang menjadi target.
Ini bukan kali pertama perempuan Muslim India terdaftar di situs lelang palsu. Juni tahun lalu, situs serupa yang disebut Sulli Deals -- juga merupakan bahasa gaul yang menghina perempuan Muslim India -- dibuat untuk tujuan yang sama. Situs itu tetap daring selama berminggu-minggu, dan baru diturunkan pihak berwenang setelah ada keluhan dari para korban.
Polisi tealah membuka penyelidikan atas kasus itu, tetapi tidak ada yang ditangkap atau ditahan.
Perempuan India, khususnya Muslim, sering menjadi sasaran kebencian dan pelecehan di media sosial, termasuk Twitter. Perempuan Muslim yang vokal, termasuk jurnalis dan aktivis dan mereka yang kritis terhadap PM Modi serta BKP, sering menerima ancaman pemerkosaan dan kekerasan.
Situs lelang palsu, kata para korban, dinilai merupakan upaya terbaru untuk mengintimidasi mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News