Seoul: Cucu mantan Presiden Korea Selatan (Korsel) Chun Doo Hwan yaitu Chun Woo Won meminta maaf pada keluarga korban tragedi pembantaian 18 Mei 1980. Dia juga akan mengunjungi Pemakaman Demokrasi Nasional 18 Mei.
“Pria berusia 27 tahun itu akan mengadakan konferensi pers di mana dia akan secara resmi meminta maaf atas nama mendiang kakeknya, mantan Presiden Chun Doo-hwan,” menurut laporan May 18 Memorial Foundation, seperti dikutip AFP, Jumat 31 Maret 2023.
Pada Jumat, Chun terlihat dalam rekaman televisi menghibur kerabat korban pembantaian.
"Saya memohon permintaan maaf yang tulus. Saya minta maaf," ujarnya di Gwangju, Korea Selatan, terlihat sangat emosional.
"Sebagai anggota keluarga, saya mengakui bahwa kakek saya Chun Doo-hwan adalah seorang pendosa dan pembantai yang melakukan kejahatan besar," katanya dalam acara terpisah.
"Warga Gwangju, yang mengatasi rasa takut di tengah kediktatoran militer dan menentangnya dengan keberanian adalah pahlawan dan benar-benar cahaya dan garam negara kita,” imbuhnya.

Cucu Presiden Korsel, Chun Woo Won kunjungi makam korban pembantaian 1980. Foto: AFP
Setelah konferensi pers dan pertemuan dengan warga Gwangju, dia mengunjungi Pemakaman Nasional 18 Mei untuk menghormati para korban. Diketahui mantan Presiden Chun yang dikenal sebagai diktator, tidak pernah meminta maaf atas kejahatannya, bahkan sampai kematiannya pada tahun 2021.
Staf yayasan telah menemani Chun sejak dibebaskan dari tahanan polisi pada Rabu, 29 Maret 2023. Dia sedang diselidiki setelah dia secara terbuka mengakui menggunakan narkoba.
Chun menjadi sorotan ketika dia secara terbuka mengutuk peran kakeknya dalam pemberontakan 18 Mei. Dia mengkritik keluarganya karena mendapat manfaat dari ‘uang hitam’.
Sejak itu, ia terus membuat pengakuan dan tuduhan kegiatan ilegal oleh anggota keluarganya. (Vania Augustine Dilia)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
“Pria berusia 27 tahun itu akan mengadakan konferensi pers di mana dia akan secara resmi meminta maaf atas nama mendiang kakeknya, mantan Presiden Chun Doo-hwan,” menurut laporan May 18 Memorial Foundation, seperti dikutip AFP, Jumat 31 Maret 2023.
Pada Jumat, Chun terlihat dalam rekaman televisi menghibur kerabat korban pembantaian.
"Saya memohon permintaan maaf yang tulus. Saya minta maaf," ujarnya di Gwangju, Korea Selatan, terlihat sangat emosional.
Baca: Mantan Diktator Korea Selatan Chun Doo-hwan Meninggal pada Usia 90 Tahun. |
"Sebagai anggota keluarga, saya mengakui bahwa kakek saya Chun Doo-hwan adalah seorang pendosa dan pembantai yang melakukan kejahatan besar," katanya dalam acara terpisah.
"Warga Gwangju, yang mengatasi rasa takut di tengah kediktatoran militer dan menentangnya dengan keberanian adalah pahlawan dan benar-benar cahaya dan garam negara kita,” imbuhnya.

Cucu Presiden Korsel, Chun Woo Won kunjungi makam korban pembantaian 1980. Foto: AFP
Setelah konferensi pers dan pertemuan dengan warga Gwangju, dia mengunjungi Pemakaman Nasional 18 Mei untuk menghormati para korban. Diketahui mantan Presiden Chun yang dikenal sebagai diktator, tidak pernah meminta maaf atas kejahatannya, bahkan sampai kematiannya pada tahun 2021.
Staf yayasan telah menemani Chun sejak dibebaskan dari tahanan polisi pada Rabu, 29 Maret 2023. Dia sedang diselidiki setelah dia secara terbuka mengakui menggunakan narkoba.
Chun menjadi sorotan ketika dia secara terbuka mengutuk peran kakeknya dalam pemberontakan 18 Mei. Dia mengkritik keluarganya karena mendapat manfaat dari ‘uang hitam’.
Sejak itu, ia terus membuat pengakuan dan tuduhan kegiatan ilegal oleh anggota keluarganya. (Vania Augustine Dilia)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News