Australia dan Selandia Baru telah sama-sama berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 dengan menekan infeksi harian serendah mungkin.
Saat travel bubble resmi dibuka, ribuan orang memadati sejumlah bandara di Australia, tak sabar untuk bertemu keluarga atau sahabat mereka di Selandia Baru. Sebagian dari mereka bahkan sudah datang ke bandara sejak Senin dini hari hingga subuh.
"Saya tidak menyangka akan merasa begitu terharu hari ini," kata seorang penumpang pesawat bernama Dawn Tratt kepada kantor berita BBC di Bandara Sydney.
Maskapai Qantas, Jetstar, dan Air New Zealand akan melayani penerbangan antar Australia dan Selandia Baru selama penerapan travel bubble.
Maret tahun lalu, dua negara tersebut menutup rapat perbatasan mereka demi mencegah penyebaran Covid-19. Australia dan Selandia Baru juga mewajibkan aturan karantina mandiri bagi warga yang baru pulang dari luar negeri.
Baca: Covid-19 Meningkat, Pelancong India Dilarang Masuk Selandia Baru
Sejak Oktober, warga Selandia Baru sudah diizinkan masuk ke sebagian besar wilayah Australia tanpa karantina. Namun sebelum ada travel bubble, warga Australia tidak bisa melakukan hal yang sama ke Selandia Baru.
Travel bubble diharapkan dapat memulihkan perekonomian kedua negara, ucap pernyataan gabungan Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan PM Selandia Baru Jacinda Ardern.
"Merupakan hal menyenangkan untuk memulai perjalanan bebas karantina dengan Australia, baik itu untuk bertemu keluarga, teman, atau sekadar berlibur. Selandia Baru mengucapkan selamat datang dan nikmati waktu Anda," tutur PM Ardern.
Selandia Baru selama ini mengandalkan pengunjung asal Australia untuk 40 persen dari total nilai pemasukan negara di bidang pariwisata. Sebaliknya, Australia juga mengandalkan warga Selandia Baru di bidang pariwisata, dengan jumlah kunjungan mencapai 1,3 juta turis pada 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News