Kang mengatakan pada Sabtu 5 Desember 2020 bahwa “sulit untuk percaya" bahwa Korea Utara tidak memiliki kasus covid-19 bahkan ketika negara itu telah melakukan upaya keras untuk mencegah penyakit tersebut.
Korea Utara belum secara resmi mengkonfirmasi adanya infeksi, meskipun dikatakan ada ribuan "kasus yang dicurigai".
Kim Yo-Jong yang kini menjabat sebagai pejabat senior Partai Buruh, mengeluarkan pernyataan kepada kantor berita resmi KCNA. Yo-Jong mengatakan bahwa pernyataan Kang makin memperburuk hubungan antar-Korea.
"Ini bisa dilihat dari pernyataan sembrono yang dibuatnya tanpa mempertimbangkan konsekuensi bahwa dia terlalu bersemangat untuk lebih mendinginkan hubungan yang membeku," kata Kim Yo-Jong, kepada KCNA, seperti dikutip Channel News Asia, Rabu 9 Desember 2020.
"Kami tidak akan pernah melupakan kata-katanya dan dia mungkin harus membayar mahal untuk itu,” tegas Yo-Jong.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Kim Jong-un mengadakan tiga KTT pada 2018 tetapi hubungan tersebut hanya mengalami sedikit kemajuan. Terutama setelah KTT 2019 yang gagal antara Kim dan Presiden AS Donald Trump, yang ditawarkan Moon untuk dimediasi.
KCNA mengatakan pekan lalu bahwa Korea Utara telah memberlakukan "langkah-langkah darurat kelas atas" untuk memblokir penyebaran virus korona.
Badan Intelijen Nasional Seoul mengatakan wabah di Korea Utara tidak dapat dikesampingkan karena negara yang terisolasi itu memiliki perdagangan dan pertukaran antar warga dengan Tiongkok, tempat virus itu muncul setahun lalu, sebelum akhirnya menutup perbatasan pada akhir Januari.
Laporan KCNA datang ketika Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun -,yang telah memimpin pembicaraan denuklirisasi,- tiba di Seoul pada Senin malam dalam perjalanan terakhir potensial sebelum pemerintahan baru AS di bawah Presiden terpilih Joe Biden menjabat berikutnya. Pyongyang pun belum mengeluarkan tanggapan resmi terhadap pemilihan umum AS baru-baru ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News