Akibat perbuatannya, Abe yang merupakan perdana menteri terlama Jepang itu meninggal karena luka yang dideritanya.
Yamagami dilaporkan membuat senjata dari suku cadang yang dia beli secara daring. Ia menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merencanakan serangan.
Bahkan, ia menghadiri kampanye Abe lainnya, termasuk satu hari sebelumnya, di wilayah yang jauhnya 200 kilometer dari Nara.
"Dia mempertimbangkan serangan bom sebelum akhirnya memilih menggunakan senjata untuk melancarkan aksinya," lapor media nasional NHK, Minggu, 10 Juli 2022.
Baca juga: Pembunuh Shinzo Abe Marah Karena Ibunya Bangkrut Akibat Kelompok Agama
"Tersangka mengatakan kepada polisi bahwa dia membuat senjata dengan membungkus pipa baja dengan selotip, beberapa di antaranya dengan tiga, lima atau enam pipa, dengan suku cadang yang dia beli secara online," sambung mereka.
Abe sempat berbalik ke arah penyerang setelah tembakan pertama. Tapi kemudian dia jatuh ke tanah di tembakan kedua.
Yamagami tinggal di lantai delapan sebuah bangunan flat kecil. Lantai dasar penuh dengan bar tempat pelanggan membayar untuk minum dan mengobrol dengan 'pemilik bar'.
Salah satu tetangganya, seorang wanita berusia 69 tahun yang tinggal satu lantai di bawahnya, melihatnya tiga hari sebelum pembunuhan Abe.
"Saya menyapa tapi dia mengabaikan saya. Dia hanya melihat ke bawah ke samping tanpa mengenakan masker. Dia tampak gugup," kata perempuan tersebut. "Sepertinya saya tidak terlihat. Seperti ada sesuatu yang mengganggunya," ucap dia.
Yamagami langsung ditangkap polisi setelah melakukan penembakan. Ia diketahui sebagai mantan anggota Angkatan Laut Jepang yang saat ini sudah menganggur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News