Pencabutan pengeras suara ini dilakukan sehari setelah pemimpin Korut Kim Jong-un memerintahkan untuk menunda aksi militer terhadap negara tetangganya itu.
Wakil Menteri Unifikasi Korsel Suh Ho melakukan pertemuan tertutup dengan anggota Majelis Nasional Urusan Luar Negeri dan Komite Unifikasi.Mereka membahas langkah selanjutnya untuk mengatasi masalah ini dengan Korut.
Sebelumnya, Korut telah menunda rencana melancarkan aksi militer terhadap Korsel. Padahal mereka sempat mengancam akan melakukan latihan militer di DMZ.
Ancaman itu dilontarkan usai Pyongyang meledakkan kantor penghubung antar-Korea. Penundaan aksi militer dan pencabutan pengeras suara ini diharapkan menjadi sinyal meredanya ketegangan antar dua negara tersebut.
Pyongyang memasang kembali pengeras suara di sekitar 30 lokasi sepanjang perbatasan antar-Korea pada Senin lalu. Langkah ini dilakukan untuk membalas aksi para aktivis anti-Korut yang juga adalah pembelot dari negara itu.
Laman KBS, Rabu 24 Juni 2020 melaporkan, Korut membongkar pengeras suara di sekitar 40 wilayah garis depan pada 1 Mei 2018 lalu. Ini merupakan tindak lanjut Deklarasi Panmunjeom setelah pertemuan puncak pertama antara Presiden Moon Jae-in dan Kim Jong-un pada April 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News