Rencana pembukaan kembali kedubes di Kepulauan Solomon ini merupakan bagian dari upaya AS untuk meningkatkan kehadiran mereka di kawasan, di mana Tiongkok terus memperkuat pengaruh mereka.
Nantinya, Menlu AS Antony Blinken akan mengumumkan pembukaan kembali kedubes di Kepulauan Solomon dalam kunjungannya ke Fiji.
AS menutup kedubes di Honiara, Kepulauan Solomon, pada 1993 dengan hanya menyisakan sebuah konsulat. Urusan seputar Kepulauan Solomon untuk sementara dilimpahkan kepada kedubes AS di Papua Nugini.
Saat nanti tiba di Fiji, Blinken akan menghadiri pertemuan virtual dengan jajaran pemimpin 18 negara pulau Pasifik dalam upaya membendung pengaruh Tiongkok di kawasan.
Menurut keterangan sejumlah pejabat AS, Tiongkok telah melakukan sebuah dorongan khusus untuk memperkuat pengaruh di negara-negara pulau di kawasan Pasifik. Desember lalu, Tiongkok berencana mengirim penasihat politik dan alat antihuru-hara ke Kepulauan Solomon seiring perginya pasukan penjaga perdamaian usai negara tersebut dilanda serangkaian aksi protes mematikan.
Baca: Kepulauan Solomon Mencekam, WNI Diimbau Tetap di Rumah
Kerusuhan dalam aksi protes di Kepulauan Solomon terjadi pada November 2021, saat para demonstran berusaha menyerbu gedung parlemen. Unjuk rasa dipicu penentangan terhadap Perdana Menteri Manasseh Sogavare, dan sebagian lainnya diakibatkan tingginya angka kemiskinan, pengangguran, dan rivalitas antar pulau.
Faktor lain yang juga menyulut aksi protes adalah upaya Sogavare dalam memperkuat kemitraan dengan Tiongkok, usai Kepulauan Solomon secara tiba-tiba memutus hubungan dengan Taiwan di tahun 2019.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok meningkatkan tekanan terhadap Taiwan di level internasional. Beijing berhasil membuat delapan negara memutus hubungan dengan Taipei sejak 2016.
Taiwan mengklaim pulau mereka sebagai negara independen, sementara Tiongkok menganggapnya sebagai provinsi terpisah yang suatu saat dapat disatukan kembali, dengan kekuatan jika memang diperlukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News