Kayyim Naoki Yamamoto, mahasiswa Institut Studi Turki Universitas Marmara, mengatakan bahwa ada peningkatan sentimen anti-Muslim dan anti-Palestina di negaranya setelah serangan 7 Oktober 2023.
Yamamoto, yang masuk Islam 15 tahun lalu dan melanjutkan studinya di Türkiy selama bertahun-tahun. Yamamoto mengatakan bahwa ujaran kebencian terhadap Muslim telah meningkat seiring dengan meningkatnya suara partai-partai sayap kanan di Jepang.
Ia menekankan bahwa xenophobia (kebencian terhadap orang asing) yang telah ada di negara Asia Timur ini selama bertahun-tahun, berubah menjadi anti-Muslim setelah serangan Israel di Gaza.
“Jepang saat ini sedang mengalami perubahan negatif,” katanya seperti dikutip dari Anadolu pada Kamis, 7 Maret 2024.
“Sentimen xenofobia dan anti-Muslim telah meningkat secara eksponensial dalam 15 tahun terakhir,” ujar Yamamoto.
“Pemerintah Jepang tidak menyadari masalah apa yang akan ditimbulkan oleh meningkatnya sentimen anti-Muslim,” ujar Yamamoto memperingatkan pemerintah.
Menunjukkan bahwa sentimen anti-Muslim di negara ini telah meningkat tidak seperti sebelumnya. Dia mengatakan Jepang kini telah mengikuti AS dalam berkehidupan.
“Masyarakat Jepang sudah mengikuti Amerika secara politik dan sosial. Sikap AS yang pro-Israel saat penyerangan di Gaza menyebabkan Jepang menjadi anti-Palestina dan anti-Muslim,” tegasnya.
Dia mencatat bahwa masyarakat Jepang, yang mendukung Israel, juga memelopori kampanye anti-Muslim di negara tersebut, dan menyebutkan bahwa lobi-lobi pro-Israel menyebarkan kebencian tidak hanya terhadap Palestina tetapi juga terhadap negara-negara Muslim lainnya.
Israel telah melancarkan serangan militer mematikan, yang kini memasuki hari ke-152, di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan hampir 1.200 orang.
Lebih dari 30.700 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 72.000 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza. Hal ini menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Disinformasi sayap kanan ekstrem
Yamamoto lebih lanjut mengindikasikan bahwa sentimen anti-Muslim di Jepang akan terus meningkat.“Pemuda Jepang tidak lagi menikah dan populasinya tidak bertambah. Namun orang asing menikah dan mempunyai banyak anak,” kata Yamamoto.
“Selain itu, meningkatnya jumlah orang Jepang yang menikah dengan orang asing menyebabkan kaum fasis di negara tersebut marah dan menyasar umat Islam,” ujar Yamamoto.
“Jepang tidak pernah menjadi masyarakat yang terbuka terhadap budaya asing sepanjang sejarahnya,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa Jepang tidak memiliki pengalaman untuk hidup dengan banyak orang asing dalam sejarahnya.
Menunjukkan bahwa Jepang, yang merupakan salah satu negara dengan penduduk lanjut usia, membutuhkan tenaga kerja asing. Yamamato mengatakan langkah pemerintah Jepang dalam mempekerjakan orang dari luar negeri telah memicu xenofobia di Jepang.
Yamamoto menambahkan, kelompok sayap kanan di negara tersebut mencoba menciptakan opini publik dengan melaporkan aspek negatif imigran.
“Kelompok sayap kanan menyebarkan disinformasi bahwa jika orang asing datang ke negara tersebut, tidak akan ada masa depan yang baik dan ekonomi," sebut Yamamoto.
“Mereka berkata: 'Kita perlu melindungi Jepang dari orang asing dan Muslim. Jepang adalah milik Jepang yang sebenarnya, kita perlu melakukan sesuatu melawan invasi ini',” pungkas Yamamoto. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id