Angka covid-19 di Tiongkok dilaporkan tidak mengalami peningkatan saat Imlek. Foto: AFP
Angka covid-19 di Tiongkok dilaporkan tidak mengalami peningkatan saat Imlek. Foto: AFP

Libur Imlek Terpantau Tak Dorong Lonjakan Kasus Covid-19 di Tiongkok

Medcom • 10 Februari 2023 20:07
Beijing: Menjelang libur Tahun Baru Imlek, para ahli memperkirakan padatnya perjalanan tahunan akan menyebabkan lonjakan kasus covid-19 di pedesaan Tiongkok. Namun, lebih dari dua minggu setelah liburan dimulai, prediksi tersebut belum terwujud.
 
Profesor Jin Dongyan, seorang ahli virologi dari University of Hong Kong mengatakan kepada The Straits Times bahwa alasan utama tidak terjadi lonjakan kasus setelah liburan Imlek adalah karena virus sudah menyebar luas terlebih dahulu. 
 
“Sebelum Tiongkok dibuka, sudah ada penularan yang meluas, terutama di kota-kota. Itu sebabnya ketika tindakan dilonggarkan tiba-tiba, ada begitu banyak kasus,” kata Prof Jin.

Data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menunjukkan jumlah infeksi telah mencapai puncaknya pada pertengahan Desember ketika virus menyebar cepat, dan telah menurun secara signifikan sejak saat itu.
 
CDC juga merilis bahwa Infeksi covid-19 di seluruh negeri memuncak pada 6,94 juta kasus harian pada 22 Desember, dengan jumlah turun menjadi 30.000 pada 30 Januari. Sementara itu, jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena covid-19 juga mencapai 1,625 juta pada 5 Januari, dan turun 91 persen menjadi 144.000 orang pada 30 Januari.
 
Pihak berwenang memperkirakan bahwa 2,1 miliar perjalanan akan dilakukan selama 40 hari ketika Tahun Baru Imlek, yang berakhir pada 15 Februari.
 
Ratusan juta orang Tionghoa yang kembali ke kota dan desa asal mereka untuk merayakan Imlek. Wang Bin (31), seorang manajer kantor di Beijing yang berasal dari sebuah desa di Hebei, mengatakan bahwa orang tuanya tertular virus pada 20 Desember lalu, dan pulih setelah sekitar empat hari.
 
“Mudik kali ini, adalah untuk menghabiskan waktu bersama orang tua saya, karena saya sudah bertahun-tahun tidak pulang,” kata Wang.
 
Pengalaman Wang, serta masyarakat lainnya, menandai betapa cepatnya penyebaran virus di daerah perkotaan dan pedesaan.
 
Menulis di akun Weibo-nya pada 21 Januari, menjelang Tahun Baru Imlek, kepala ahli epidemiologi CDC Wu Zunyou mengatakan, sekitar 80 persen orang Tiongkok telah terinfeksi.
 
“Dalam jangka pendek, misalnya dalam dua atau tiga bulan ke depan, kemungkinan terjadinya rebound skala besar pandemi atau gelombang kedua kasus di seluruh negeri sangat kecil,” ujarnya.
 
Hal ini sejalan dengan perkiraan Prof Jin yang menunjukkan bahwa virus itu telah merenggut populasi dalam waktu singkat sehingga Tiongkok telah mencapai "kekebalan kelompok". Setiap gelombang infeksi di masa mendatang kemungkinan akan terjadi setelah sekitar enam bulan, karena kekebalan tubuh terhadap virus berkurang.
 
“Jika ada gelombang lonjakan kasus di masa depan, itu akan jauh lebih kecil,” pungkasnya.  (Jessica Gracia)
 

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan