Namun, Korut menganggap apa yang dilakukan PBB adalah pelanggaran terhadap kedaulatan negara.
"Uji coba rudal dilakukan secara menyeluruh di wilayah darat, udara, dan laut Korea Utara dan laut lepas. Tidak pernah menimbulkan ancaman atau bahaya terhadap keamanan negara tetangga," ucap Direktur Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Jo Chol Su, dilansir dari Bloomberg, Minggu, 3 Oktober 2021.
Jo menambahkan, negaranya tidak pernah mengakui PBB parsial dan ilegal.
"Ini secara serius melanggar hak atas keberadaan dan pengembangan negara-negara berdaulat," lanjut Jo.
Pyongyang melakukan tes terbaru pada Jumat lalu. Mereka mengklaim telah berhasil meluncurkan rudal anti-pesawat yang baru dikembangkan.
Baca juga: Korut Lepaskan Tembakan Rudal Antipesawat dalam Uji Coba Terbaru
Media pemerintah KCNA melaporkan ini adalah yang terbaru dalam serangkaian uji coba senjata baru-baru ini di tengah pembicaraan denuklirisasi yang menemui jalan buntu dengan Amerika Serikat (AS).
Itu adalah uji coba senjata kedua yang diketahui Korea Utara minggu ini setelah meluncurkan rudal hipersonik yang sebelumnya tidak terlihat pada hari Selasa. Mereka juga telah menembakkan rudal balistik, dan rudal jelajah dengan kemampuan nuklir potensial, dalam beberapa pekan terakhir.
Tes tersebut menyoroti bagaimana Korea Utara terus mengembangkan senjata yang semakin canggih. Hal tersebut meningkatkan pertaruhan upaya untuk menekannya agar menghentikan program nuklir dan misilnya dengan imbalan keringanan sanksi AS.
September lalu, Korut menguji tiga sistem senjata termasuk rudal hipersonik yang dirancang untuk menghindari pertahanan Amerika Serikat. Mereka juga meluncurkan rudal balistik dari kereta untuk pertama kalinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
