Pandemic Fund atau Dana Pandemi, yang telah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo, adalah puncak dari upaya global untuk memastikan dunia belajar dari Covid-19.
Ini adalah perjanjian bersejarah yang dirancang meningkatkan kemampuan kesiapsiagaan, untuk memungkinkan tanggapan yang lebih cepat dan terkoordinasi terhadap ancaman pandemi di masa depan. Ini juga akan memberikan pembiayaan jangka panjang tambahan untuk membantu memperkuat kesiapsiagaan dan tanggapan pandemi nasional, regional dan global.
Baca: Presiden Resmi Meluncurkan Pandemic Fund
Dana Pandemi diselenggarakan oleh Bank Dunia dan mengacu pada keahlian teknis Organisasi Kesehatan Dunia. Ini mengatasi kesenjangan dalam pembiayaan pandemi dan menanggapi rekomendasi dari proses peninjauan independen tingkat tinggi termasuk:
Panel Independen untuk Kesiapsiagaan dan Respons Pandemi yang ditugaskan oleh WHO
Panel Independen Tingkat Tinggi G20 tentang Pembiayaan Global Commons untuk Kesiapsiagaan dan Respons Pandemi.
Australia adalah salah satu donor pendiri Dana Pandemi yang memiliki kontribusi saat ini dengan total lebih dari USD1,4 miliar. Ini melengkapi dukungan Australia sebesar AUD838 juta untuk akses vaksin regional dan global, termasuk:
AUD623 juta untuk mendanai pengadaan vaksin Covid-19 dan dukungan yang ditargetkan untuk peluncuran vaksin nasional
AUD215 juta untuk Komitmen Pasar Muka Fasilitas COVAX.
"Ada konsensus yang jelas bahwa dunia perlu lebih siap untuk menanggapi kejadian di masa depan—keuangan global bersama adalah bagian besar dari itu," ucap Perdana Menteri Anthony Albanese, dalam keterangan tertulis dari situs kantor perdana menteri Australia, Minggu, 13 November 2022.
"Saya menyambut kepemimpinan kepresidenan G20 Indonesia dalam membentuk Dana Pandemi dan berharap untuk membentuk rencana pandemi di masa depan," sambungnya.
Menteri Luar Negeri, Senator Penny Wong mengatakan, "Indonesia telah memainkan peran kepemimpinan yang vital dalam melaksanakan inisiatif penting ini untuk memperkuat tata kelola kesehatan global."
"Australia akan memainkan perannya untuk mempromosikan respons global terhadap kesiapsiagaan pandemi dan upaya respons, serta untuk memastikan fokus yang kuat pada kebutuhan kawasan kita," ungkap dia.
Jim Chalmers, Bendahara Persemakmuran Australia, mengatakan bahwa dunia tidak siap menghadapi Covid-19 sekitar dua tahun lalu. Ia menegaskan bahwa dunia harus bisa siap menghadapi pandemi baru di masa mendatang,
Menurutnya, Pandemic Fund adalah, "salah satu investasi terpenting yang dapat kami lakukan dalam membatasi dampak pandemi di masa depan."
Sejumlah tinjauan independen telah mengidentifikasi tidak adanya pembiayaan jangka panjang untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi sebagai celah utama. Chalmers mengatakan, tanggapan global yang didanai dengan baik adalah langkah penting untuk melindungi warga Australia dan ekonomi kita dalam setiap pandemi global di masa depan.
Menteri Kesehatan dan Perawatan Lansia, Mark Butler, mengatakan bahwa, "virus tidak membeda-bedakan—jadi rencana pandemi di masa depan tidak dapat dibuat secara terpisah."
"Dana ini akan sangat membantu untuk memperkuat sistem pengawasan dan pelaporan global," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News