Para kepala perwakilan RI di negara-negara sahabat juga membantu agar Indonesia tidak mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi di kuartal terakhir 2020. Berbagai cara dilakukan untuk membuat iklim ekonomi RI tetap sehat.
Duta Besar RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun mengatakan pihaknya akan berfokus pada investasi dan perdagangan di kuartal ketiga ini.
"Kita memantau potensi pasar saat ini, dan saya lihat ada beberapa produk Indonesia yang bisa masuk partai," serunya dalam kegiatan virtual Government Day 2020, Kamis, 18 September 2020.
Ia mengungkapkan di kuartal kedua, perdagangan Indonesia dengan Tiongkok meningkat hingga 12 persen. Ia berharap, peningkatan akan terus terjadi.
Sementara itu, untuk investasi Dubes Djauhari akan terus mengejar digital investasi. Pasalnya, investasi digital terus meningkat di Negeri Tirai Bambu.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi melaporkan ada satu proyek besar yang melibatkan perusahaan besar Indonesia. Program Industry of the Future ini diharapkan akan selesai pada November mendatang.
Sayangnya, Umar tidak menyebutkan jenis mega proyek itu. Selain itu, kata Dubes Umar, pihaknya juga berfokus membantu beberapa komoditas terkait Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk masuk ke pasar Korea, terutama lewat platform digita di sana.
Beberapa produk yang dinilai berpotensial antara lain produk kayu, furnitur, garmen, fesyen, makanan dan minuman. "Semoga ini dapat membantu teman-teman UMKM di Indonesia," imbuhnya.
Sedangkan Duta Besar RI untuk Australia, Kristiarto Legowo menjelaskan, pihaknya tengah gencar melakukan diplomasi vaksin. Saat ini, Negeri Kanguru tengah melakukan penelitian terhadap vaksin.
"Saya ditugaskan untuk memastikan, saat mereka (Australia) siap dengan hasil penelitian terkait vaksin, Indonesia bisa menjadi negara yang diprioritaskan mendapat vaksin tersebut," tutur Kristiarto.
Tak hanya diplomasi vaksin, ia juga terus mempromosikan produk Indonesia. Namun, saat ini KBRI Canberra bekerja sama dengan pihak terkait di dalam negeri melakukan kerja sama pelatihan sumber daya manusia.
Tujuannya agar barang yang diekspor Indonesia, mampu memenuhi persyaratan standar keamanan Australia. "Karena sayang sekali, minat sudah tinggi, tapi begitu masuk Australia tidak bisa karena terganjal keamanan, standar pengemasan, dan lain-lain," tuturnya.
Ia mengatakan pelatihan ke UMKM ini sudah dilakukan. Dubes Kristiarto berharap hasilnya akan segera dirasakan UMKM di Tanah Air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News