"Hal ini juga dikonfirmasi Direktorat Polisi Air dan Udara Provinsi Aceh, setelah melakukan patroli udara di sepanjang garis pantai utara Pulau Sumatra pekan lalu," tuturnya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu 20 Mei 2020.
Sebelumnya ada laporan bahwa ratusan pengungsi Rohingya dari Myanmar akan memasuki perairan Indonesia dalam perjalanan menuju Malaysia. Menurut Menlu Retno, pergerakan etnis Rohingya tersebut malah akan membuat masalah lebih kompleks di tengah pandemi.
"Karena dapat menimbulkan tantangan kemanusiaan yang lebih besar," ungkapnya.
Untuk mengatasi situasi ini, tutur Retno, Indonesia akan memanfaatkan semua jalan yang ada untuk mengatasi masalah ini termasuk melalui Bali Process, di mana Indonesia menjadi ketua bersama Australia. Aturan ini sudah disetujui dalam Deklarasi Bali untuk Korban Penyelundupan, Perdagangan dan Kejahatan Transnasional.
"Untuk tujuan ini, Menteri Marise Payne (Menlu Australia) dan saya telah berbicara Jumat lalu mengenai masalah ini, termasuk membahas secara komprehensif dari negara asal, negara transit dan negara tujuan dengan mempertimbangkan tantangan yang dibawa oleh covid-19," kata Retno.
Dia menegaskan bahwa para pengungsi, terlebih dari Negara Bagian Rakhine, memang rentan diperdagangkan dan diselundupkan. Mereka rentan menjadi korban perdagangan orang.
"Jadi komunitas internasional memiliki tanggung jawab untuk melindungi mereka sebagai korban penyelundupan manusia dan perdagangan orang," serunya.
Deklarasi Bali untuk Korban Penyelundupan, Perdagangan dan Kejahatan Transnasional menjadi komitmen yang disepakati di Bali pada Maret 2016 oleh perwakilan 43 negara.
Dalam 14 poin deklarasi tersebut, negara-negara Asia Pasifik akan terus berupaya meningkatkan perlindungan terhadap pengungsi yang berpindah lewat jalur ilegal. Ini disampaikan setelah ribuan pengungsi Rohingya tewas di laut akibat tidak diperbolehkan menepi pada 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News