Pasukan Afghanistan berkutat dengan Taliban dan ISIS. Foto: AFP
Pasukan Afghanistan berkutat dengan Taliban dan ISIS. Foto: AFP

Setelah Jurnalis, Kini Dokter Perempuan Jadi Korban Pembunuhan di Afghanistan

Fajar Nugraha • 04 Maret 2021 16:23
Jalalabad: Seorang dokter wanita tewas dalam ledakan bom di kota Jalalabad, di Afghanistan timur. Pejabat keamanan setempat mengatakan, Insiden tampaknya menjadi serangan lain yang ditargetkan kepada profesional perempuan.
 
Sebelumnya, tiga pekerja media perempuan ditembak mati di daerah itu. Kelompok militan Islamic State (ISIS) mengklaim bertanggungjawab dalam penembakan Selasa 2 Maret 2021.
 
Baca: 3 Perempuan Pekerja Media Afghanistan Tewas Ditembak.

Jurnalis, cendekiawan agama, aktivis, dan hakim semuanya telah menjadi korban gelombang pembunuhan politik baru-baru ini di Afghanistan. Kondisi mengerikan memaksa banyak orang bersembunyi dan beberapa dari mereka melarikan diri dari negara itu.
 
Dalam insiden terbaru, dokter itu tewas setelah bom magnet dipasang pada kendaraan yang dia tumpangi, menurut juru bicara dari kantor gubernur provinsi. Seorang anak juga terluka akibat ledakan tersebut.
 
"Dia sedang dalam perjalanan dengan kendaraan roda tiga ketika bom meledak," kata juru bicara itu kepada AFP, Kamis 4 Maret 2021.
 
Juru bicara lain dari rumah sakit provinsi juga mengonfirmasi insiden dan jumlah korban tersebut. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu.
 
Serangan itu menambah panjang daftar kekerasan terhadap perempuan di Afghanistan. ISIS yang mengklaim menembak mati tiga jurnalis perempuan mengatakan, "wartawan yang bekerja untuk salah satu stasiun media yang setia kepada pemerintah Afghanistan yang murtad".
 
Para pejabat Afghanistan dan AS menyalahkan Taliban atas gelombang kekerasan itu, tetapi kelompok itu membantah tuduhan itu.
 
Baca: ISIS Klaim Serangan yang Tewaskan 3 Perempuan Pekerja Media.
 
Pembunuhan itu sangat dirasakan oleh para wanita, yang haknya dihancurkan di bawah pemerintahan lima tahun Taliban, termasuk dilarang bekerja.
 
Pejabat intelijen sebelumnya mengaitkan ancaman baru terhadap profesional perempuan dengan tuntutan pada perundingan damai agar hak-hak mereka dilindungi.
 
Serangan itu terjadi karena spekulasi marak mengenai masa depan Amerika di Afghanistan setelah pemerintahan Presiden Joe Biden mengumumkan rencana untuk meninjau kembali perjanjian penarikan yang ditandatangani dengan Taliban tahun lalu. Perjanjian itu membuka jalan bagi pasukan asing untuk meninggalkan negara itu pada Mei.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan