Dikutip dari TRT World, pemilu presiden Korsel berlangsung di hari libur nasional. Tempat pemungutan suara dibuka sejak pukul 06.00 pagi hingga 18.00 petang waktu setempat.
Tambahan 90 menit diberikan usai penutupan TPS untuk memberikan kesempatan bagi warga terinfeksi Covid-19 yang ingin menggunakan hak pilih mereka.
Sejumlah survei mengindikasikan tingkat partisipasi warga dalam pemilu kali ini akan relatif tinggi, setelah masa kampanye kemarin dipenuhi aksi saling serang antar kubu Lee dari Partai Demokratik dan Yoon dari Partai Kekuatan Rakyat.
Sekelompok warga terpantau sudah mengantre di beberapa TPS sejak pagi hari, di saat matahari belum terbit. Mereka berbaris dengan menggunakan masker dan menjaga jarak fisik.
Saat ini Korsel sedang dilanda gelombang Omicron, dengan lebih dari 200 ribu kasus harian sepanjang bulan ini. Lebih dari satu juta warga Korsel diketahui tengah menjalani isolasi mandiri usai dinyatakan positif Covid-19.
Bulan lalu, Korsel melakukan amandemen undang-undang pemilu untuk memastikan warga yang berstatus positif Covid-19 di hari pemilihan dapat tetap menggunakan hak suara mereka.
Dalam latihan pemungutan suara selama dua hari pekan kemarin, tercatat 37 persen dari 44 juta pemilih terdaftar menggunakan hak suara mereka. Itu adalah angka tertinggi sejak sistem terbaru dikenalkan di Korsel pada 2013.
Isu dominan dalam pemilu Korsel kali ini dipenuhi kekhawatiran warga mengenai tingginya harga rumah di ibu kota Seoul, ketidaksetaraan domestik, dan pengangguran di usia muda.
Baca: Menantikan Pemimpin Baru di Korea Selatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News