Korut telah melakukan dua uji coba misil dalam beberapa hari terakhir, termasuk jenis rudal jelajah yang diluncurkan ke Laut Kuning pada 21 Maret dan dua lainnya ke Laut Jepang empat hari setelahnya.
Baca: Korea Utara Tembak 2 Rudal Balistik ke Laut Jepang
Meski Korut menyebut uji coba tersebut sebagai hak membela diri, peluncuran misil memicu kekhawatiran di kalangan anggota DK PBB. Mereka pun meminta DK PBB untuk menggelar pertemuan mengenai isu Korut pada Selasa besok.
"Standar ganda dilakukan DK PBB di bawah basis 'resolusi,' yang merupakan produk langsung dari kebijakan bermusuhan Amerika Serikat," ujar Direktur Jenderal Departemen Organisasi Internasional dari Kementerian Luar Negeri Korut dalam keterangan yang dimuat di situs KCNA.
Ia menyinggung mengenai DK PBB yang bungkam saat AS meluncurkan serangan udara di Suriah timur pada akhir Februari.
Tidak hanya itu, ia juga mengkritik DK PBB yang relatif bungkam saat Inggris mengumumkan rencana menambah hulu ledak nuklir, dan saat Prancis melakukan uji coba misil antarbenua.
"DK PBB tidak pernah mempertanyakan atau mendiskusikan langkah-langkah yang disebutkan di atas. Negara-negara tersebut melakukan berbagai langkah yang dapat merusak perdamaian dan stabilitas dunia, sementara kami hanya melakukan langkah pertahanan diri," tutur sang dirjen, dilansir dari laman Sputnik pada Senin, 29 Maret 2021.
"Jika DK PBB terus menggunakan kebijakan standar ganda, maka hal tersebut hanya akan memperburuk situasi dan tidak akan mengarah kepada dialog mengenai Semenanjung Korea," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News