Sekelompok besar warga juga berkumpul di Christchurch untuk memperlihatkan solidaritas kepada para pendukung Floyd.
Floyd meninggal usai lehernya ditindih seorang polisi di Minneapolis pada Senin 25 Mei. Kematiannya memicu aksi protes di puluhan kota AS, yang tak jarang berujung ricuh saat memasuki malam hari.
"Kami akan berdiri dalam solidaritas untuk menunjukkan bahwa Nyawa Orang Kulit Hitam Berharga (Black Lives Matter). Ini bukan hanya soal George Floyd, tapi mengenai persekusi komunitas orang kulit hitam," ujar pihak penyelenggara aksi solidaritas di Auckland, dikutip dari NZ Herald.
Dalam pernyataan di media sosial, pihak penyelenggara menegaskan bahwa "kami tidak dapat hanya duduk diam dan melihat orang-orang menderita."
Menurut panitia penyelenggara, tujuan dari aksi solidaritas ini cukup sederhana, yakni menekan pemerintahan Selandia Baru untuk bersuara terhadap nasib Afrika Amerika di AS.
"Kami ingin menekan pemerintahan mulai dari level lokal hingga ke Perdana Menteri Jacinda Ardern untuk secara terbuka mengecam aksi kekerasan dan pembunuhan terhadap Afrika Amerika di Amerika Serikat," ungkapnya.
Sementara itu, puluhan kota di AS -- termasuk Washington DC -- menerapkan aturan jam malam untuk mengendalikan massa. Namun banyak demonstran yang mengabaikan peraturan tersebut.
Gelombang aksi protes mengecam kematian Floyd sudah memasuki hari keenam. Floyd adalah pria kulit hitam yang meninggal usai lehernya ditindih polisi bernama Derek Chauvin pada Senin 25 Mei.
Chauvin dan tiga rekannya telah dipecat dari jajaran Kepolisian Minneapolis. Chauvin juga dijerat satu pasal pembunuhan tingkat tiga dan satu pasal kelalaian berujung kematian, sementara tiga rekannya masih dalam proses penyelidikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News