"Mulai hari ini, kami menyerukan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota negara kami," kata Marape, dilansir dari AFP, Jumat, 12 Januari 2024.
Marape melanjutkan, 1.000 tentara disiagakan dan diberi izin untuk turun tangan jika diperlukan. Menurut para warga, tentara sudah disiagakan dan berpatroli di jalanan Port Moresby.
Setelah darurat nasional ditetapkan, kondisi di Port Moresby berangsur membaik.
Salah satu warga Maho Laveil mengatakan banyak bank, pompa bensin dan toko kelontong yang mulai dibuka kembali.
Kerusuhan bermula di Ibu Kota Port Moresby pada Rabu kemarin, setelah ratusan petugas polisi, staf penjara dan pegawai negeri sipil mogok kerja karena adanya kekurangan pada pembayaran gaji.
Gaji PNS di Papua Nugini berkurang hingga 300 Kina atau sekitar Rp1,2 juta, dari yang semestinya. Pemerintah berdalih ada kesalahan administratif dalam pembayaran gaji PNS.
Demonstrasi yang mulanya digelar di gedung parlemen, berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan.
Kerusuhan juga pecah di Lae, kota terbesar kedua di Papua Nugini. Sedikitnya 16 orang tewas di Port Moresby dan Lae.
Selain korban tewas, sebanyak 25 orang juga tengah dirawat di rumah sakit terbesar Port Moresby karena menderita luka tembak.
Baca juga: Ibu Kota Dilanda Kerusuhan, PM Papua Nugini Umumkan Keadaan Darurat
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News