Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Foto: AFP
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Foto: AFP

Biden Peringatkan Israel untuk Tidak Menduduki Gaza

Fajar Nugraha • 16 Oktober 2023 11:47
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan Israel untuk tidak menduduki kembali Jalur Gaza. Komentar Biden pada Minggu 15 Oktober itu menjadi upaya publik pertamanya yang signifikan untuk menahan sekutu Amerika tersebut setelah serangan Hamas yang menewaskan lebih dari 1.300 orang, termasuk sedikitnya 29 orang Amerika.
 
Biden telah memberikan dukungan kuat kepada Israel sejak serangan 7 Oktober dan menolak mengkritik Israel atas serangan balasannya terhadap Gaza, wilayah pesisir yang dikuasai Hamas. Bahkan ketika para pejabat PBB telah memperingatkan akan adanya krisis kemanusiaan di sana.
 
Namun dalam wawancara terbarunya, dia memperingatkan terhadap pendudukan skala penuh.

“Saya pikir itu adalah kesalahan besar,” kata Biden kepada program 60 Minutes di CBS dalam percakapan yang direkam Kamis lalu dan disiarkan pada Minggu malam.
 
“Begini, yang terjadi di Gaza, menurut saya, adalah Hamas dan elemen ekstrem Hamas tidak mewakili seluruh rakyat Palestina. Dan saya pikir merupakan sebuah kesalahan jika Israel menduduki Gaza lagi,” tegas Biden.
 
Baca: Lebih dari Sejuta Orang Mengungsi dari Gaza.

 
“Namun mengusir para pejuang di sana merupakan persyaratan yang perlu,” sebut Biden.
 
Komentar Biden muncul ketika dia mempertimbangkan apakah akan mengunjungi Israel dalam beberapa hari mendatang untuk menunjukkan solidaritas terhadap Israel yang masih belum pulih dari serangan Hamas.
 
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan undangan tersebut kepada Biden pada akhir pekan. Namun Biden belum memutuskan apakah akan hadir saat ini.
 
Dalam wawancara 60 Minutes, Biden tidak secara eksplisit mengatakan apakah Israel harus mengirim pasukan darat ke Gaza untuk sementara waktu.
 
Namun dia mendukung tujuan menghancurkan Hamas, sebuah organisasi yang perjanjian pendiriannya mencakup “membunuh orang Yahudi” dan memusnahkan Israel. Amerika Serikat dan Uni Eropa telah menetapkan Hamas sebagai kelompok teroris.
 
“Israel harus merespons,” kata Biden.
 
“Mereka harus mengejar Hamas. Hamas adalah sekelompok pengecut. Mereka bersembunyi di balik warga sipil. Mereka menempatkan markas mereka di tempat warga sipil berada, di gedung-gedung dan sejenisnya,” ucap Biden.
 
Namun Biden yakin bahwa “Israel akan melakukan segala daya mereka untuk menghindari pembunuhan warga sipil yang tidak bersalah”. “Saya yakin Israel akan bertindak berdasarkan aturan perang,” imbuh Biden.
 
Israel menarik diri dari Gaza pada 2005, dan Hamas memenangkan pemilu pada 2006.
 
Kelompok pejuang Palestina ini mengambil kendali penuh atas daerah kantung tersebut dan mengusir para pemimpin Palestina yang lebih moderat seperti mereka yang berkuasa Otoritas Palestina di Tepi Barat.
 
Selama 18 tahun terakhir, Hamas dan rekan-rekannya dari waktu ke waktu melancarkan serangan terhadap Israel, yang memicu beberapa perang singkat. Pasukan Israel, yang memblokade Gaza, kembali memasuki wilayah tersebut pada 2009 dan 2014 namun memilih untuk tidak tinggal dalam kedua kasus tersebut.
 
Banyak analis militer mengatakan serangan darat ke Gaza dan perang kota yang diakibatkannya bisa sangat berbahaya bagi pasukan Israel dan warga sipil Palestina.
 
Namun setelah serangan paling mematikan terhadap Israel dalam beberapa dekade terakhir, para pemimpin Israel berpendapat bahwa mereka tidak bisa hanya membalas dengan serangan udara biasa, dan mereka telah memutuskan untuk menghancurkan Hamas untuk selamanya.
 
Israel telah memobilisasi 360.000 tentara cadangan dan mengumpulkan pasukan dalam jumlah besar di dekat Gaza sebagai persiapan menghadapi apa yang diperkirakan akan menjadi invasi.
 
Bahkan sebelum serangan darat apa pun, serangan udara Israel dan keputusannya untuk menghentikan pasokan makanan, air, dan lainnya telah menciptakan apa yang oleh organisasi bantuan internasional disebut sebagai krisis kemanusiaan.
 
“Setidaknya 2.670 warga Palestina di Gaza telah terbunuh dan 9.600 lainnya menderita luka-luka,” ujar Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.
 
Sebelumnya, Biden menolak mengkritik Israel dan berulang kali mengatakan bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri dari apa yang disebutnya “kejahatan belaka”.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan