Seorang personel keamanan bersiaga di lokasi serangan bom mobil Taliban di Kabul. (AFP)
Seorang personel keamanan bersiaga di lokasi serangan bom mobil Taliban di Kabul. (AFP)

Taliban Kian Mengancam, Diplomat Asing Beramai-ramai Tinggalkan Afghanistan

Willy Haryono • 14 Agustus 2021 09:15
Kabul: Diplomat asing dari berbagai negara beramai-ramai mempercepat kepergian mereka dari Afghanistan di tengah meluasnya jumlah wilayah yang dikuasai kelompok militan Taliban. Jumat kemarin, Taliban merebut Pul-e-Alam, ibu kota provinsi Loghar, yang berjarak hanya 80 kilometer dari Kabul.
 
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, situasi di Afghanistan memburuk tak terkendali dengan imbas terbesar dirasakan masyarakat sipil.
 
Sejauh ini, dilansir dari laman BBC, Sabtu, 14 Agustus 2021, lebih dari 250 ribu warga Afghanistan terusir dari rumah mereka sendiri di tengah sepak terjang Taliban.

Taliban meningkatkan operasi mereka di Afghanistan usai pasukan Amerika Serikat dan mitra koalisinya menarik diri dari negara tersebut. Ada kekhawatiran situasi saat ini dapat terus memburuk seperti sebelum masuknya AS ke Afghanistan.
 
Masih pada Jumat kemarin, Taliban telah menguasai kota terbesar kedua di Afghanistan, Kandahar, dan juga Lashkar Gah dan Herat. Saat ini, Taliban menguasai sekitar sepertiga dari total 34 ibu kota di Afghanistan.
 
Baca:  Sudah 15 Ibu Kota Provinsi Afghanistan Dikuasai Taliban
 
Juru bicara Kementerian Pertahanan AS John Kirby menyebut meningkatnya aksi kekerasan Taliban sebagai sesuatu yang "sangat mengkhawatirkan." Namun ia menyatakan bahwa Kabul, ibu kota Afghanistan, tidak berada di bawah ancaman Taliban.
 
Lebih dari 3.000 personel militer telah dikirim ke Afghanistan untuk membantu mengevakuasi diplomat. Rencananya, para diplomat ini akan diangkut dengan menggunakan pesawat dari Kabul.
 
Inggris, yang mengirim 600 personel militer ke Afghanistan, juga akan mengevakuasi warga mereka dan mantan staf lokal Afghanistan. Jumlah staf kedubes Inggris di Kabul akan dikurangi ke angka minimal, seperti yang sudah dilakukan Jerman.
 
Sementara Denmark dan Norwegia telah menutup sepenuhnya kedutaan besar mereka di Kabul.
 
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta Taliban menghentikan peperangan dan juga mendesak komunitas internasional untuk menegaskan bahwa merebut kekuasaan melalui kekuatan militer merupakan sesuatu yang tidak dapat diterima.
 
Menurut data PBB, lebih dari 1.000 warga sipil di Afghanistan tewas dalam aksi kekerasan dalam sebulan terakhir.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan