Unjuk rasa mengecam krisis ekonomi di Sri Lanka telah menyentuh 100 hari pada Minggu, 18 Juli 2022. (AFP)
Unjuk rasa mengecam krisis ekonomi di Sri Lanka telah menyentuh 100 hari pada Minggu, 18 Juli 2022. (AFP)

Plt Presiden Sri Lanka Kembali Terapkan Status Darurat Nasional

Willy Haryono • 18 Juli 2022 10:43
Kolombo: Pelaksana tugas (plt) Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe kembali menerapkan status darurat nasional, berdasarkan sebuah notifikasi resmi pemerintah pada Senin, 18 Juli 2022. Status darurat ini merupakan upaya Wickremesinghe dalam meredam kerusuhan sosial dan menangani krisis ekonomi akut di Sri Lanka.
 
"(Status darurat) ini diambil demi kepentingan keamanan publik, perlindungan ketertiban umum dan penanganan pasokan serta layanan esensial bagi masyarakat," ujar notifikasi pemerintah Sri Lanka, dilansir dari TRT World.
 
Gotabaya Rajapaksa, yang telah mundur posisi presiden usai melarikan diri dari Sri Lanka beberapa hari lalu, mengaku sudah mengambil "semua langkah" dalam upaya menghindari krisis ekonomi.

Pengunduran diri Rajapaksa, yang disampaikan saat dirinya berada di luar negeri, telah diterima parlemen Sri Lanka pada Jumat pekan kemarin.
 
Rajapaksa terbang ke Maladewa dan kemudian ke Singapura setelah ratusan pengunjuk rasa menggeruduk istana kepresidenan di ibu kota Kolombo. Wickremesinghe yang menjabat posisi perdana menteri kala itu otomatis menjadi plt presiden sesuai aturan konstitusi.
 
Sebelumnya, Wickremesinghe telah menerapkan status darurat nasional usai Gotabaya melarikan diri. Namun ia mencabutnya karena karena unjuk rasa masyarakat semakin memanas.
 
Baca:  Aksi Protes Mengecam Krisis Ekonomi Sri Lanka Masuki Hari ke-100
 
Sabtu kemarin, parlemen Sri Lanka telah memulai proses pemilihan presiden baru. Di hari yang sama, pasokan bahan bakar mulai masuk ke Sri Lanka, memberikan sedikit napas di tengah minimnya berbagai komoditas pokok.
 
Selasa besok, parlemen akan kembali bertemu untuk menerima nominasi kandidat untuk jabatan presiden secara permanen. Sementara pemungutan suara untuk memilih presiden akan dilakukan satu hari setelahnya.
 
Wickremesinghe adalah salah satu kandidat terdepan untuk menduduki posisi presiden. Namun banyak pengunjuk rasa tidak setuju, karena Wickremesinghe dipersepsikan sebagai sekutu dari klan Rajapaksa yang telah berkuasa di Sri Lanka selama bertahun-tahun.
 
Kandidat lainnya adalah Sajith Premadasa dari kubu oposisi Sri Lanka. Sementara kandidat "kuda hitam" dalam pemungutan suara tak biasa ini adalah tokoh senior dari partai berkuasa di Sri Lanka, Dullas Alahapperuma.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan