Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan Korean Central News Agency (KCNA) pada hari Minggu kemarin, Kementerian Lingkungan Korut mengecam IAEA karena "memfasilitasi pembuangan air tercemar nuklir yang diproyeksikan Jepang," dan menyebutnya sebagai "perilaku yang tidak masuk akal."
IAEA "secara aktif melindungi tindakan ilegal dan tidak etis Jepang dalam membahayakan kehidupan dan keamanan umat manusia serta lingkungan ekologis," bunyi pernyataan itu.
Reaksi Korea Utara muncul beberapa hari setelah IAEA menerbitkan sebuah laporan pada 4 Juli yang menyimpulkan bahwa rencana Tokyo untuk melepaskan air radioaktif dari PLTN Fukushima Daiichi ke laut sesuai dengan standar keamanan internasional.
Pemerintah Korea Selatan mencapai kesimpulan senada dalam penilaiannya sendiri yang diumumkan pada Jumat, meski rencana tersebut menghadapi tentangan signifikan dari publik Seoul dan tokoh-tokoh utama politik sayap kiri negara tersebut.
Dikutip dari laman NK News, Senin, 10 Juli 2023, Korea Utara mengutip laporan media yang menuduh Pemerintah Jepang telah menawarkan uang suap senilai 1 juta euro kepada "personel IAEA yang terlibat dalam pemeriksaan pembuangan air terkontaminasi nuklir yang diproyeksikan Jepang" dan menuduh Tokyo mengubah draf akhir laporan IAEA.
Kementerian tersebut juga menyerang Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi karena menampilkan "standar ganda" dengan memaafkan tindakan Jepang dengan dalih "pelaksanaan hak sah negara berdaulat" dan mengabaikan masalah keamanan.
Selain itu, Korea Utara juga menuduh IAEA telah melampaui mandatnya, mengklaim bahwa "IAEA bukanlah badan untuk mengevaluasi lingkungan."
Pernyataan hari Minggu kemarin itu bukan kali pertama disampaikan Korea Utara terkait PLTN Fukushima. Pada awal Mei, Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyebut rencana pembuangan air radioaktif Jepang merupakan tindakan "kriminal." Pyongyang pun mendesak Tokyo untuk membatalkannya.
Dalam sebuah wawancara dengan JoongAng Ilbo pada hari Senin, Grossi menepis kritik karena bertindak atas nama Jepang, menyoroti bahwa pembuangan air radioaktif adalah pilihan "paling logis" karena "lebih dapat dikontrol" dibanding cara lain dalam menangani air yang disimpan di area PLTN Fukushima.
Baca juga: Kecam IAEA atas Air Radioaktif PLTN Fukushima, Korut: Tidak Masuk Akal!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News