Lee sendiri mengatakan hal tersebut karena dirinya sadar bahwa Hong Kong sangat perlu mempertahankan daya saingnya di level global. Tidak hanya itu, pihak berwenang juga ingin kembali menghadirkan berbagai acara dan kegiatan di Hong Kong.
"Kami tahu persis ke arah mana kami harus menuju, dan kami hanya ingin ingin konsisten saat bergerak ke arah tersebut. Kami ingin memiliki pembukaan (hotel) yang teratur, karena kami tidak ingin ada kekacauan atau kebingungan dalam prosesnya," uja Lee kepada wartawan, seperti yang dikutip dalam laman Channel News Asia, pada Selasa, 20 September 2022.
Media lokal sendiri melaporkan bahwa perubahan kebijakan ini kemungkinan besar dapat diumumkan pekan ini.
Sementara itu, mengikuti tanda dari Tiongkok yang masih menerapkan kebijakan Nol Covid, Hong Kong adalah salah satu dari sedikit tempat di dunia yang masih mengharuskan wisatawan dari luar negeri untuk dikarantina pada saat kedatangan. Hal ini pun sebenarnya masih berlaku hingga sekarang, meski masa karantina seseorang telah berkurang dari waktu ke waktu.
Baca: Longgarkan Aturan, Hong Kong Pangkas Masa Karantina Pendatang
Saat ini sendiri, kedatangan dari luar negeri ke Hong Kong mengharuskan wisatawan membayar biaya hotel selama tiga hari, dan diikuti pemantauan mandiri selama empat hari.
Hal ini sendiri dirasa mengancam posisi Hong Kong sebagai pusat keuangan global. Kelompok bisnis, diplomat, dan sebagian besar penduduk di kota semi-otonom itu telah mengecam aturan tersebut.
Aturan karantina ini memang telah memicu kepergian banyak orang, mulai dari warga asing hingga keluarga lokal. Sejak itu, tepatnya pertengahan 2021, sudah ada sekitar 113 ribu orang yang telah pergi dari Hong Kong, menurut data resmi pemerintah.
Tidak sampai di situ, Pemerintah Hong Kong juga telah memaksa maskapai penerbangan untuk membatalkan puluhan rute penerbangan, baik ke luar maupun ke dalam Hong Kong yang dulu sempat dibanggakan sebagai salah satu bandara tersibuk di dunia. Sementara itu, sejumlah acara di Hong Kong juga terpaksa dibatalkan atau ditunda.
Sebaliknya, pusat keuangan saingan Hong Kong, yaitu Singapura, menjadi tuan rumah bagi banyak konferensi tingkat tinggi bulan ini. Bisnis hotel dan restoran di Singapura mengalami ledakan kenaikan belakangan ini.
Untuk itu, sebagai bagian dari upayanya mengembalikan bisnis ke pijakan yang lebih normal, Hong Kong berencana menjadi tuan rumah konferensi keuangan besar dan Rugby Sevens internasional pada November mendatang. Para bankir sendiri mengatakan perjalanan bebas karantina adalah prasyarat untuk menghadiri konferensi di Hong Kong.
Meski begitu, masih tidak ada kejelasan apakah pembatasan Covid-19 lainnya juga akan dilonggarkan. Hong Kong sendiri hingga saat ini masih melarang kegiatan publik yang melibatkan lebih dari empat orang, dan memakai masker masih menjadi kewajiban, bahkan untuk anak-anak berumur dua tahun. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News