MIKTA terdiri dari negara-negara berkekuatan menengah, dan semua anggotanya merupakan anggota G20, yakni 20 negara dengan ekonomi terbesar dunia.
Duta Besar Penny Williams mengatakan, Indonesia dan Australia, sebagai wakil MIKTA di kawasan Pasifik, membutuhkan sistem untuk memastikan kemakmuran.
"Kita membutuhkan sebuah sistem yang membatasi kekuatan besar dan memungkinkan kita untuk bergerak dengan mudah. Saya pikir itu semacam penentu suasana yang penting," ujarnya dalam diskusi bersama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), di Bengkel Diplomasi, Jakarta, Rabu, 17 Mei 2023.
Ia menambahkan, sistem itu akan menjadi penentu suasana yang penting bagi kawasan, agar terhindari dari proxy war kekuatan besar.
Baca juga: MIKTA Bangun Strategi Kerja Sama Bagi Kemajuan Bersama dan Dunia
Tetapi, kata Penny, di saat yang sama ia menyebutkan, sistem ini bukan tentang menerapkan aturan dan norma untuk membatasi orang lain.
"Tapi tentang menjalankan hak pilihan kita sendiri, sehingga kita benar-benar memiliki peran untuk dimainkan sebagai kekuatan menengah yang menjalankan hak pilihan dalam memproyeksikan diri kita," imbuhnya.
Menurutnya, MIKTA memiliki kekuatan lintas wilayah yang sangat beragam. Tujuannya untuk membangun jembatan, tidak hanya sistem multilateral, tapi membangun konsensus dalam menghadapi tantangan dan masalah kompleks yang ada.
"Dan kita dapat bersama-sama melakukan hal itu, di mana kita berdiri mengambil posisi pada isu kesehatan, hak asasi manusia, perubahan iklim, hingga penanggulangan risiko bencana," ujar Penny.
Ia menegaskan, MIKTA adalah kelompok kekuatan menengah dari seluruh dunia. Dan masalah ini, katanya, penting untuk dikelola kita dan generasi mendatang.
"Jadi saya pikir, kita harus melihat aturan dari sistem itu, dan bukan hanya memeliharanya, MIKTA juga menjalankan hak pilihan kita," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News