Ia juga mengkritik militer Korea Selatan atas tanggapannya terhadap klaim Korea Utara bahwa drone Korsel telah memasuki langit ibu kota dalam sebuah pernyataan yang disiarkan media pemerintah, Korean Central News Agency (KCNA) dan dikutip The Straits Times, Minggu, 13 Oktober 2024.
Pada 11 Oktober, Kementerian Luar Negeri Korea Utara menuduh Korea Selatan telah mengirim drone ke Pyongyang pada malam hari dalam periode dua pekan sebelumnya, dan bahwa pelanggaran wilayah ini menuntut tindakan pembalasan.
Merespons tuduhan Korea Utara, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan belum dapat mengonfirmasi tudingan Pyongyang.
"Fakta bahwa alat yang membawa selebaran itu adalah drone merupakan inti dari keseriusan insiden baru-baru ini," kata Kim Yo-jong, mengacu pada pamflet berisi propaganda anti-Korea Utara.
Ia mengatakan militer Korea Selatan harus bertanggung jawab jika pengiriman drone yang melintasi perbatasan itu dilakukan organisasi non-pemerintah.
Korea Utara telah menerbangkan ribuan balon berisi sampah ke Korea Selatan sejak Mei, yang memperburuk ketegangan antara kedua negara.
Pyongyang mengatakan bahwa balon-balon itu merupakan respons terhadap beberapa aktivis dan pembelot Korea Utara di Korea Selatan yang menerbangkan balon ke Korea Utara dengan dipasangi paket bantuan dan selebaran yang mengkritik rezim Kim Jong-un.
Baca juga: Korsel Luncurkan Rudal Monster Hyunmoo-5 yang Bisa Hantam Korut
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News