"Langkah tergesa-gesa di Majelis Umum, yang memaksa negara-negara untuk memilih pihak, akan memperburuk perpecahan di antara negara-negara anggota dan mengintensifkan konfrontasi antara pihak-pihak terkait,” ujar Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun, sebelum pemungutan suara, seperti dikutip AFP, Jumat 8 April 2022.
“Ini seperti menambahkan bahan bakar ke dalam api," kata Zhang Jun.
Baca: PBB Tangguhkan Keanggotaan Rusia di Dewan HAM, Indonesia Pilih Abstain.
Teks Majelis Umum pada Kamis mengungkapkan "keprihatinan besar pada hak asasi manusia yang sedang berlangsung dan krisis kemanusiaan di Ukraina," terutama pada laporan pelanggaran hak oleh Rusia.
Tiongkok mengatakan bahwa mereka akan memilih menentang penangguhan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB. Mereka juga mengutuk resolusi yang dipimpin AS untuk melakukannya sebagai ‘dipolitisasi’ dan ‘tergesa-gesa’ dan mengatakan bahwa itu akan memperburuk konflik di Ukraina.
“Kami menentang standar ganda dan menentang tekanan terhadap negara lain atas nama hak asasi manusia,” tegas Zhang Jun.
Beberapa negara lain -,termasuk Brasil, Mesir, Meksiko, Iran, dan Afrika Selatan,- juga mengatakan, tidak akan mendukung resolusi tersebut karena tidak akan membantu negosiasi damai. Mereka juga mengatakan bahwa penyelidikan kekejaman di pinggiran kota Kiev, Bucha harus diselesaikan sebelum PBB mengambil tindakan.
Rusia mengataka,n sedang melakukan "operasi militer khusus" yang bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur militer Ukraina dan menyangkal menyerang warga sipil. Ukraina dan sekutunya mengatakan Moskow menyerbu tanpa provokasi.
Sementara Rusia telah memperingatkan negara-negara bahwa suara ya atau abstain akan dipandang sebagai "isyarat tidak bersahabat" dengan konsekuensi untuk hubungan bilateral.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News