Pengguna internet anonim, yang diidentifikasi sebagai ChinaDan, mengunggah di forum peretas Breach Forums minggu lalu menawarkan untuk menjual lebih dari 23 terabyte (TB) data untuk 10 bitcoin, setara dengan sekitar USD200 ribu (setara Rp3 miliar).
"Pada tahun 2022, basis data Kepolisian Nasional Shanghai (SHGA) bocor. Basis data ini berisi banyak TB data dan informasi tentang miliaran warga Tiongkok," tulis unggahan tersebut, dilansir dari Channel News Asia, Senin, 4 Juli 2022.
"Basis data berisi informasi tentang 1 miliar penduduk nasional Tiongkok dan beberapa miliar catatan kasus, termasuk: Nama, alamat, tempat lahir, nomor ID nasional, nomor ponsel, semua detail kejahatan/kasus," sambungnya.
Pemerintah Shanghai dan departemen kepolisian tidak menanggapi permintaan komentar terkait hal tersebut. Kebocoran data itu dibahas secara luas di platform media sosial Weibo dan WeChat Tiongkok selama akhir pekan dengan banyak pengguna khawatir jika hal tersebut menjadi kenyataan.
Tagar "kebocoran data" diblokir di Weibo pada Minggu sore waktu setempat.
Baca juga: Tiongkok Naikkan Fasilitas Pertukaran Mata Uang dengan Hong Kong
Kendra Schaefer, kepala penelitian kebijakan teknologi di konsultan yang berbasis di Beijing, Trivium Tiongkok mengatakan, sulit untuk menguraikan kebenaran dari rumor.
Ia mengatakan, jika materi yang diklaim peretas berasal dari Kementerian Keamanan Publik, maka hal tersebut akan sangat buruk. Ada beberapa alasan menurutnya.
"Yang paling jelas itu akan menjadi salah satu pelanggaran terbesar dan terburuk dalam sejarah," katanya.
Klaim peretasan datang ketika Negeri Tirai Bambu berjanji untuk meningkatkan perlindungan privasi daya pengguna daring. Hal ini menginstruksikan raksasa teknologinya untuk memastikan penyimpanan yang lebih aman.
Tahun lalu, Tiongkok mengeluarkan undang-undang baru yang mengatur bagaimana informasi dan data pribadi yang dihasilkan di dalam perbatasannya, harus ditangani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News