Morrison menganggap dunia saat ini dalam bahaya dan perang dapat berkelanjutan.
"Tiongkok telah lama mengklaim diri sebagai salah satu kekuatan utama dunia dan berkontribusi dalam perdamaian dan stabilitas global," kata Morrison, dikutip dari AFP, Senin, 7 Maret 2022.
"Tidak ada negara yang akan memiliki imbas besar dari perang mengerikan di Ukraina, selain Tiongkok," sambung dia.
Ia mengatakan sangat kecewa dengan sikap diam Beijing atas perang Rusia-Ukraina ini. Hal ini disampaikan Morrison di tengah 'ketegangan' antara pemerintahnya dengan Tiongkok yang merupakan mitra ekspor terbesar mereka, di beberapa isu.
"Saya mendengarkan suara pemerintah Tiongkok ketika mereka mengutuk aksi Rusia, dan ada keheningan yang mengerikan," tuturnya.
Sementara itu, Tiongkok sendiri menolak menyebut serangan Rusia ke Ukraina sebagai sebuah 'invasi'. Mereka malah meminta negara-negara Barat untuk menghormati 'keamanan sah' Rusia.
Meski demikian, Negeri Tirai Bambu menyerukan solusi untuk krisis adalah melalui negosiasi.
Rusia menyebut serangan pada 24 Februari sebagai 'operasi militer khusus'. Mereka mengatakan, tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina.
Morrison menyebutnya sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional. Ia juga mengatakan, serangan itu sebagai contoh terbaru dari rezim otoriter yang berusaha menantang status quo melalui ancaman dan kekerasan.
Sebagian besar negara telah memutuskan perdagangan dengan Rusia. Bahkan, perusahaan pembayaran seperti Visa dan Mastercard menangguhkan operasi di sana.
Namun, nampaknya Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berniat menarik pasukannya dari Ukraina. Sejauh ini, lebih dari 300 orang, termasuk penduduk sipil menjadi korban dalam serangan yang memasuki pekan kedua ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News