Perkembangan terakhir terjadi beberapa jam setelah Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) dan Partai Rakyat Pakistan (PPP), keduanya merupakan saingan Imran Khan yang masih dipenjara – bertemu di Islamabad.
Meski masih belum jelas siapa yang akan memimpin aliansi tersebut, Sharif telah mencalonkan saudaranya, Shehbaz Sharif, kata juru bicara partai Marriyum Aurangzeb.
PML-N adalah partai terbesar yang diakui dengan 75 kursi, sementara PPP berada di urutan kedua dengan 54 kursi.
"Kami telah memutuskan bahwa kami akan membentuk pemerintahan bersama untuk membawa Pakistan keluar dari krisis," kata salah satu ketua PPP, mantan presiden Asif Ali Zardari, dalam konferensi pers seperti dikutip dari Independent.co.uk. Ia duduk di samping Shehbaz Sharif dan para pemimpin partai politik lainnya.
Keputusan ini memastikan bahwa para kandidat yang didukung Imran Khan tetap tidak akan berkuasa meski sudah memperoleh kursi Majelis Nasional terbanyak, yaitu 93 dari total 265.
Kemunculan kandidat yang didukung Khan merupakan sebuah kejutan bagi mantan perdana menteri Sharif yang dianggap sebagai kandidat pilihan lembaga keamanan setelah ia kembali ke Pakistan pada Oktober lalu.
Militer Pakistan selama ini hampir selalu melabeli diri sebagai organ penentu utama mengenai siapa yang akan menjadi perdana menteri selanjutnya.
Langkah yang diambil saingan Khan pada Selasa kemarin terjadi beberapa jam setelah partainya di Pakistan, Tehreek-e-Insaf (PTI), menolak mengadakan pembicaraan apa pun dengan mereka.
PPP tidak ingin krisis ekonomi berkepanjangan atau pemilu baru menyebabkan krisis politik di Pakistan, kata Bhutto Zardari.
Shehbaz Sharif menyambut baik dukungan dari PPP dan partai-partai lain, seraya mengatakan semua partai bersatu karena mereka perlu mengatasi berbagai tantangan, khususnya perekonomian.
Pakistan, negara berpenduduk 241 juta jiwa, sedang bergulat dengan krisis ekonomi di tengah lambatnya pertumbuhan dan tingginya inflasi serta meningkatnya kekerasan militan.
Negara ini berhasil menghindari gagal bayar (default) pada musim panas lalu dengan memberikan dana talangan (bailout) sebesar USD3 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF). Namun dukungan lembaga tersebut berakhir di bulan Maret, sehingga diperlukan program baru yang lebih luas.
Baca juga: Pemilu Pakistan Dimulai Di Tengah Ancaman Kekerasan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News