"Pernyataan AS merupakan pelanggaran berat terhadap komitmen mereka untuk tidak mendukung kemerdekaan Taiwan. Pernyataan itu juga mengirimkan sinyal yang sangat keliru kepada pasukan separatis Taiwan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning, dikutip dari laman AFP pada Senin, 19 September 2022.
Dalam sebuah wawancara, Biden ditanya apakah pasukan AS akan membela Taiwan dan ia menjawab: "Iya, jika ada serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Baca: Biden Tegaskan AS Akan Bela Taiwan Jika Tiongkok Menginvasi
Washington mengakhiri hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan pada 1979, dan mengalihkan pengakuannya terhadap kebijakan "Satu Tiongkok." Namun di waktu bersamaan, AS juga tetap menjalin hubungan taiwan dan mendukung pulau tersebut.
"Kami bersedia membuat upaya paling tulus dalam mencapai prospek reunifikasi damai," ucap Mao, merujuk pada upaya Tiongkok untuk 'menarik' kembali Taiwan ke daratan utama.
"Di waktu bersamaan, kami tidak akan memberikan toleransi terhadap segala bentuk aktivitas yang bertujuan memecah negeri," sambungnya.
Tiongkok menganggap Taiwan sebagai provinsi terpisah, yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali ke daratan utama -- dengan kekuatan militer jika memang diperlukan.
Pekan kemarin, sebuah komite Senat AS mengambil langkah pertama dalam menyediakan bantuan militer bernilai miliaran dolar untuk Taiwan, dan membuat hubungan dengan pulau itu menjadi lebih resmi.
"Kami mendesak kubu AS untuk mengakui secara penuh mengenai sensitiivitas dan pentingnya isu Taiwan, dan tetap mengimplementasikan komitmen para pemimpin AS untuk tidak mendukung kemerdekaan Taiwan," ungkap Mao.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News