“Kami sangat prihatin dengan laporan korban jiwa warga sipil di Gaza setelah serangan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terhadap kompleks termasuk sebuah sekolah,” ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Sean Savett dilansir dari laman resmi Gedung Putih.
Merespons serangan tersebut, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah mendesak AS untuk berhenti memberikan “dukungan buta (untuk Israel) yang mengarah kepada ribuan kematian orang tidak bersalah, termasuk anak-anak, wanita, dan lansia.”
Dalam pernyataan Gedung Putih, Savett mengkritik Israel untuk mengambil upaya dalam mengurangi warga sipil.
“Kami tahu Hamas telah menggunakan sekolah-sekolah untuk berkumpul dan beroperasi, tapi kami juga sudah mengatakan berulang kali dan secara konsisten bahwa Israel harus melakukan upaya untuk meminimalkan korban warga sipil," tegas AS.
Baca juga: Sekolah Gaza Kembali Diserang Israel, UE: Sampai Kapan Warga Sipil Jadi Korban? |
Merespons kritikan dari AS, IDF berdalih serangan tersebut menargetkan anggota Hamas dan Jihad Islam Palestina yang bermarkas di kompleks sekolah Al-Tabin.
“Selama beberapa minggu, intel kami telah dengan dekat mengawasi fasilitas militer Hamas dan Jihad Islam Palestina,” ujar juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari dilansir dari akun resmi X milik IDF.
Hagari lanjut mengatakan bahwa berdasarkan intel mereka, tidak ada wanita maupun anak-anak berada di dalam kompleks sekolah tersebut ketika penyerangan terjadi. Pernyataan ini bertentangan dengan pernyataan Otoritas Palestina dan saksi mata lokal yang tinggal bersebelahan dengan sekolah Al-Tabin.
“Saya melihat banyak mayat di sana dan pecahan tubuh dimana-mana. Banyak dari mereka adalah anak-anak dan wanita,” ujar Amro Selim, warga Palestina, dilansir dari The Times of Israel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News