Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan, setidaknya 21 orang telah dipastikan meninggal dunia, dan kemungkinan ada tambahan 18 lainnya. "Sementara itu, 13 orang juga dilaporkan hilang," ujar Suga kepada awak media, dikutip dari laman Al Jazeera, Senin 6 Juli 2020.
"Saya menyampaikan belasungkawa terdalam bagi mereka yang ditinggalkan," sambungnya.
Sebanyak 40 ribu personel Pasukan Pertahanan Diri Jepang (SDF) telah dikerahkan untuk membantu pencarian korban di prefektur Kumamoto dan Kagoshima serta beberapa wilayah lainnya di Kyushu.
Banjir di Kyushu dipicu hujan deras yang membuat sejumlah sungai meluap. Otoritas setempat telah mengeluarkan perintah evakuasi kepada ratusan ribu orang di Kumamoto ada area sekitarnya.
"Petugas penyelamat tanpa lelah melanjutkan pencarian pagi ini," kata juru bicara Prefektur Kumamoto kepada AFP.
Meskipun hujan telah reda di Kyushu, namun luapan air masih menggenangi ruas jalan dan jembatan. Hal ini membuat banyak area di Kyushu terputus dari wilayah lain. Seorang pengemudi bus di kota Ashikita, Hirokazu Kosaki, mengaku tak bisa melihat jalanan karena tertutup air.
"Pemandangan yang bisa saya lihat di depan hanyalah air," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News