Presiden Tiongkok Xi Jinping menghadiri acara peringatan 110 tahun revolusi Tiongkok di Aula Besar Rakyat di Beijing, 9 September 2021. (Noel Celis / AFP)
Presiden Tiongkok Xi Jinping menghadiri acara peringatan 110 tahun revolusi Tiongkok di Aula Besar Rakyat di Beijing, 9 September 2021. (Noel Celis / AFP)

Presiden Tiongkok Serukan Reunifikasi Damai dengan Taiwan

Willy Haryono • 09 Oktober 2021 17:03
Beijing: Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan bahwa reunifikasi dengan Taiwan harus terjadi dan memang akan terjadi suatu saat nanti. Pernyataan disampaikan Xi meski Tiongkok disebut-sebut berpotensi menyerang Taiwan untuk merebut pulau tersebut dengan kekuatan militer.
 
Seruan Xi terhadap reunifikasi Taiwan disampaikan dalam perayaan resmi d Aula Besar Rakyat di Beijing, yang menekankan pentingnya peran Partai Komunis Tiongkok dalam memimpin Negeri Tirai Bambu di level kawasan dan global.
 
"Reunifikasi negara harus direalisasikan, dan pasti akan terealisasi," kata Xi, dilansir dari laman Hurriyet Daily, Sabtu, 9 September 2021.

"Reunifikasi melalui cara damai paling sejalan dengan kepentingan negara Tiongkok, termasuk kompatriot Taiwan," sambungnya.
 
Perayaan di Beijing juga digelar dalam rangka memperingati 110 tahun revolusi Tiongkok di tahun 1911, yang berujung pada penggulingan dinasti Qing dan pembentukan Republik Tiongkok oleh Sun Yatsen.
 
Xi optimistis suatu saat nanti Taiwan dapat bersatu dengan Tiongkok, meski kedua pihak memiliki sistem pemerintahan yang sama sekali berbeda. Tiongkok menerapkan sistem satu partai, sementara di Taiwan memberlakukan demokrasi multi partai.
 
Baca:  Presiden Taiwan Tak Ingin Mencari Konfrontasi Militer dengan Tiongkok
 
Pernyataan terbaru Xi disampaikan beberapa hari usai Tiongkok mengerahkan puluhan pesawat jet tempur ke arah Taiwan. Sejak pekan kemarin, pesawat Tiongkok telah 149 kali terbang ke ruang udara Taiwan, dengan 52 di antaranya terjadi dalam satu hari.
 
Taiwan dan Tiongkok terpecah akibat perang sipil di tahun 1949. Kala itu, kelompok Partai Nasionalis melarikan diri ke Taiwan, sementara Partai Komunis di bawah Mao Zedong mengukuhkan kekuasaan di daratan utama Tiongkok.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan