Ilustrasi obat batuk sirup. (AFP)
Ilustrasi obat batuk sirup. (AFP)

WHO Temukan Obat Batuk Terkontaminasi Dietilen Glikol di Negara Pasifik Selatan

Marcheilla Ariesta • 26 April 2023 08:22
Jenewa: Sirup obat batuk terkontaminasi yang dibuat oleh perusahaan India telah ditemukan di Kepulauan Marshall dan Mikronesia. Hal ini disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setelah serentetan kematian anak terkait dengan sirup lain di beberapa negara tahun lalu.
 
Pernyataan WHO tidak mengatakan apakah ada anak di Kepulauan Marshall atau Mikronesia yang jatuh sakit.
 
Tetapi dikatakan sampel dari batch sirup obat batuk impor, dengan nama produk sirup Guaifenesin sirup TG, terkontaminasi dengan jumlah dietilen glikol dan etilen glikol yang tidak dapat diterima. Kandungannya beracun bagi manusia saat dikonsumsi dan dapat berakibat fatal.

Kontaminasi tersebut diidentifikasi oleh regulator Australia, Therapeutic Goods Administration (TGA).
 
Peringatan baru ini mengikuti tiga peringatan serupa yang dikeluarkan tahun lalu oleh WHO tentang sirup obat batuk yang terkontaminasi untuk anak-anak. 
 
Sirup ini, yang dibuat oleh produsen berbeda di India, dan telah dikaitkan dengan kematian lebih dari 300 anak, terutama berusia di bawah 5 tahun, akibat cedera ginjal akut di Gambia, Indonesia, dan Uzbekistan.
 
"Produsen obat yang disebutkan dalam peringatan terbaru adalah QP Pharmachem Ltd India, yang berbasis di Punjab dan pemasar produk tersebut adalah Trillium Pharma, yang berbasis di Haryana India," kata WHO, dilansir dari Malay Mail, Rabu, 26 April 2023.
 
Baik QP Pharmachem maupun Trillium tidak memberikan jaminan kepada WHO atas keamanan dan kualitas produk ini.
 
Direktur pelaksana QP Pharmachem Sudhir Pathak mengatakan, mereka telah menguji sampel dari batch yang diekspor menyusul permintaan baru-baru ini dari regulator obat negara bagian setempat.
 
“Kami menemukan itu memuaskan (sesuai) dan regulator juga merasa puas,” katanya.
 
Baca juga: Etilen Glikol dan Dietilen Glikol di Obat Sirop Aman Dalam Kadar Tertentu? Ini Faktanya
 
Pathak juga mengatakan, produk tersebut juga didistribusikan di India dan perusahaan belum menerima keluhan apapun sejauh ini.
 
Menurutnya, QP Pharmachem memiliki izin dari pemerintah India untuk mengekspor 18.000 botol sirup hanya ke Kamboja. Tidak jelas bagaimana produk itu sampai di Kepulauan Marshall dan Mikronesia.
 
Trillium Pharma tidak segera menanggapi permintaan komentar.
 
WHO mengatakan, negara-negara perlu meningkatkan pengawasan untuk menemukan lebih banyak produk yang terkontaminasi.
 
Kepala obat-obatan di bawah standar, Rutendo Kuwana awal bulan ini menuturkan, mereka sedang bekerja dengan negara-negara untuk membantu menguji obat-obatan ketika diminta, setelah mengeluarkan seruan global untuk bertindak pada bulan Januari untuk membantu mencegah lebih banyak kematian.
 
“Kami sedang dalam proses mencoba mengumpulkan sampel dan mengujinya,” pungkasnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan