Tiongkok yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, telah meningkatkan aktivitas militernya di dekat negara pulau itu dalam beberapa bulan terakhir. Mereka melakukan provokasi sebagai tanggapan apa yang disebutnya ‘kolusi’ antara Taipei dan Washington, pendukung dan pemasok senjata internasional utama Taiwan.
Berbicara pada pembukaan pertemuan tahunan parlemen Tiongkok, Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan Beijing berpegang pada prinsip ‘Satu China’. Prinsip itu menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari Tiongkok.
“Tiongkok tetap berkomitmen untuk mempromosikan pertumbuhan damai hubungan di seluruh Selat Taiwan dan reunifikasi Tiongkok,” kata PM Li kepada sekitar 3.000 delegasi di Balai Besar Rakyat Beijing, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat 5 Maret 2021.
"Kami akan tetap sangat waspada dan dengan tegas menghalangi setiap aktivitas separatis yang mencari kemerdekaan Taiwan," tambah Li.
"Kami akan mempromosikan pertukaran, kerja sama, dan pembangunan terintegrasi di seluruh Selat Taiwan. Bersama-sama kita dapat membentuk masa depan peremajaan yang cerah bagi bangsa kita yang besar,” tegasnya.
Kebanyakan rakyat Taiwan tidak menunjukkan minat untuk diperintah oleh Tiongkok. Mereka juga sangat mendukung protes antipemerintah di Hong Kong.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen terpilih kembali secara telak tahun lalu dengan janji membela demokrasi pulau itu dan melawan Tiongkok.
Negeri Tirai Bambu percaya Tsai ingin mendorong kemerdekaan resmi Taiwan, garis merah bagi Pemerintah Tiongkok yang tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendali Beijing.
Tsai mengatakan Taiwan sudah menjadi negara merdeka yang disebut Republik China, nama resminya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News