Suasana unjuk rasa di Nepal. (Foto: AFP/Prabin Ranabhat)
Suasana unjuk rasa di Nepal. (Foto: AFP/Prabin Ranabhat)

Apa itu gerakan “Nepo Kid” dalam Demo Nepal? Yuk Simak Penjelasannya

Muhammad Syahrul Ramadhan • 10 September 2025 19:27
Jakarta: Nepal tengah menjadi sorotan dunia setelah aksi protes besar-besaran yang dipimpin generasi muda pecah pada Senin, 8 September 2025. Demonstrasi ini awalnya dipicu larangan media sosial, tetapi kemudian berkembang menjadi gerakan yang dikenal dengan sebutan “Nepo Kid”. 
 
Gerakan ini bahkan berujung pada pengunduran diri Perdana Menteri K.P. Sharma Oli. Lantas apa sebenarnya gerakan tersebut?

Asal Usul Istilah “Nepo Kid”

Istilah Nepo Kid berasal dari singkatan nepotism kid atau anak-anak hasil nepotisme. Sebutan ini ditujukan kepada putra-putri para politisi dan pejabat yang menikmati gaya hidup mewah berkat privilese keluarga, bukan usaha pribadi.
 
Nepotisme didefinisikan sebagai praktik yang dilakukan mereka dengan kekuasaan atau pengaruh untuk mendukung kerabat, teman, atau rekan, terutama dengan memberi mereka pekerjaan.

Unggahan di media sosial yang menampilkan anak-anak elite politik Nepal dengan mobil mewah, pesta eksklusif, dan liburan ke luar negeri memicu amarah publik. Kontras dengan kenyataan banyak anak muda Nepal yang kesulitan pekerjaan, bahkan harus merantau ke luar negeri.
 
Gerakan Nepo Kid kini dipandang sebagai simbol ketidakpuasan generasi muda Nepal terhadap praktik nepotisme, korupsi, dan ketimpangan sosial. Generasi Z Nepal menunjukkan bahwa mereka tidak lagi diam, melainkan siap turun ke jalan untuk menuntut transparansi dan keadilan.

Awal Mula: Larangan Media Sosial


Pemerintah Nepal sempat memblokir akses ke berbagai platform media sosial, seperti Facebook, Instagram, YouTube, dan X. Langkah ini dilakukan karena perusahaan teknologi tersebut menolak mendaftar sesuai aturan baru pemerintah.
 
Bagi generasi muda Nepal yang sangat bergantung pada media sosial untuk bersuara dan beraktivitas, kebijakan ini dianggap sebagai pembatasan kebebasan berekspresi. Amarah pun meluas dan aksi protes mulai digelar di jalan-jalan Kathmandu.
 
Baca juga: Demonstrasi Nepal Ricuh, PM Mundur, Ini Fakta-Fakta yang Perlu Kamu Ketahui
 

Dampak Politik yang Mengguncang

Tekanan publik membuat pemerintah Nepal akhirnya mencabut larangan media sosial. Puncaknya, Perdana Menteri K.P. Sharma Oli mengumumkan pengunduran diri pada 9 September 2025. Ia menyatakan mundur demi mencegah krisis politik yang lebih dalam.
 
Seperti diketahui aksi unjuk rasa yang berujung ricuh mengakibatkan 22 dan hampir 200 orang diyakini terluka dalam bentrokan dengan polisi, yang menggunakan gas air mata, meriam air, dan peluru tajam saat para pengunjuk rasa memanjat tembok parlemen dan gedung-gedung resmi lainnya.
 
Beberapa jam kemudian, Presiden Nepal Ram Chandra Poudel ikut mengundurkan diri. Pengunduran Poudel ini meninggalkan Nepal tanpa pemimpin eksekutif di tengah situasi yang mengguncang ini.
 
Langkah ini menjadi titik balik besar dalam politik Nepal. Gerakan yang berawal dari isu media sosial berhasil mendorong perubahan pada tingkat kepemimpinan nasional.
 
(Sheva Asyraful Fali)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(RUL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan