Media setempat pada Minggu, 12 Juni 2022 melaporkan salah satu rumah yang dihancurkan adalah milik seorang politikus Muslim, Javed Ahmed. Putrinya, Afreen Fatima, merupakan seorang aktivis terkenal yang memperjuangkan hak Muslim.
Properti dua warga lain, yang diduga melempar batu setelah Salat Jumat, juga dihancurkan.
Sejumlah umat Islam turun ke jalan dalam beberapa pekan terakhir untuk memprotes pernyataan anti Islam yang dikeluarkan dua anggota BJP.
Bentrokan antara Muslim dan Hindu pecah di beberapa daerah. Warga juga dilaporkan bentrok dengan polisi.
Polisi di Uttar Pradesh menangkap lebih dari 300 orang terkait kerusuhan tersebut.
Banyak dari masyarakat minoritas Islam di India melihat pernyataan dua politikus BJP tersebut sebagai tekanan dan penghinaan partai yang berkuasa itu. BJP diketahui menetapkan sejumlah kebijakan yang menekan umat Muslim India, mulai dari kebebasan beribadah hingga pemakaian jilbab.
BJP memberlakukan skorsing terhadap juru bicaranya, Nupur Sharma, dan mengeluarkan politikus lain, Naveen Kumar Jindal, atas pernyataan yang menghebohkan umat Islam sedunia. Pasalnya, terjadi pertikaian diplomatik dengan beberapa negara, termasuk Indonesia.
Polisi telah menetapkan kasus terhadap keduanya dan pemerintah mengatakan pernyataan itu tidak menggambarkan pandangan India sebagai negara.
Masyarakat Islam India menuntut agar Sharma dan Jindal ditangkap. Sebaliknya, warga Hindu garis keras memuji mereka sebagai politisi pemberani dan nasionalis.
Selama akhir pekan, kepala menteri negara bagian Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, memerintahkan para pejabat untuk menghancurkan semua tempat dan rumah ilegal milik rakyat yang dituduh terlibat dalam kerusuhan di sana pekan lalu.
Mrityunjay Kumar, penasihat media Adityanath, mengunggah foto buldoser yang menghancurkan sebuah bangunan dengan kalimat, "Ingat elemen-elemen yang tidak dapat diatur, setiap hari Jumat diikuti oleh hari Sabtu."
Penggusuran ini memicu amarah warganet. Sejumlah aktivis HAM dan pemimpin oposisi menyebut pemerintah Adityanath melakukan tindakan inkonstitusional untuk membungkam demonstran.
“Keluarga Afreen Fatima telah ditahan, juga ibu dan saudara perempuannya di lokasi yang dirahasiakan, serta rumahnya dibuldoser oleh negara bagian, adalah bukti lebih lanjut bahwa 'elemen pinggiran' telah mengambil alih gedung-gedung dan membuat hukumnya sendiri," kata advokat terkenal India Karuna Nundy, dilansir dari TRT World, Senin, 13 Juni 2022.
Hingga kini, Perdana Menteri Narendra Modi belum juga menyampaikan komentar terkait pernyataan anti Islam atau penghancuran tempat tinggal warga Muslim.
Pekan lalu negara-negara seperti Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Oman, Iran, yang merupakan mitra dagang utama India, menuntut permintaan maaf dari pemerintah Modi atas pernyataan tersebut.
Pemerintah India mengeluarkan pernyataan bahwa kata-kata kontroversial itu bukan perspektif negara, namun tidak menyampaikan permintaan maaf. (Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News