"Pasukan Armenia tidak mematuhi perjanjian gencatan senjata terbaru yang sudah berlaku pada tengah malam," kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan, dikutip dari laman TRT World.
Kemenhan Azerbaijan mengatakan, pasukan Armenia menembakkan mortir dan artileri ke kota Jabrayil. Tidak hanya itu, pasukan Armenia juga disebut Azerbaijan telah merebut sejumlah desa di sepanjang Sungai Araz.
Dalam pelanggaran gencatan senjata ini, sambung Kemenhan Azerbaijan, tidak ada korban jiwa dari jajaran personel militer Baku. Azerbaijan mengaku sudah melakukan langkah balasan atas pelanggaran tersebut.
Langkah balasan tersebut adalah serangan terhadap beberapa posisi pasukan Armenia.
Azerbaijan juga mengklaim telah berhasil menghancurkan dua stasiun peluncur misil dari sistem S-300, lima tank T-72, tiga BM-21 "Grad" MLRS, dua Smerch MLRS, satu D-20, senjata anti-pesawat KS-19, dan enam kendaraan tempur Armenia.
Armenia dan Azerbaijan telah menyepakati gencatan senjata kemanusiaan terbaru untuk wilayah konflik Nagorno-Karabakh. Kesepakatan tercapai usai gencatan senjata pertama yang dimediasi Rusia terbilang gagal.
Konflik terbaru antara Armenia dan Azerbaijan meletus pada akhir September di Nagorno-Karabakh. Nagorno-Karabakh diakui komunitas internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, namun dikuasai etnis Armenia.
Konflik terbaru di Nagorno-Karabakh merupakan yang terburuk sejak perang di wilayah tersebut berakhir dengan gencatan senjata pada 1994.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News