Petugas penyelamat mencari korban gempa di tengah guyuran salju di Suzu, Ishikawa, Jepang, 7 Januari 2024. (AFP)
Petugas penyelamat mencari korban gempa di tengah guyuran salju di Suzu, Ishikawa, Jepang, 7 Januari 2024. (AFP)

Korban Tewas Gempa Jepang Melonjak Jadi 161, 103 Masih Hilang

Willy Haryono • 08 Januari 2024 10:43

Tokyo: Korban tewas akibat gempa bumi di Jepang telah melonjak menjadi 161 orang dari sebelumnya 128, kata pihak berwenang hari Senin ini, 8 Januari 2024. Disebutkan bahwa guyuran salju mempersulit upaya pencarian dan penyelamatan korban.

Mengutip dari Malay Mail, jumlah orang yang belum ditemukan turun menjadi 103 dari 195, menurut pihak berwenang di wilayah tengah Ishikawa yang dilanda gempa berkekuatan magnitudo 7,5.

Guncangan keras tersebut merobohkan sejumlah bangunan, memicu kebakaran besar, dan gelombang tsunami setinggi lebih dari satu meter.

Ribuan penyelamat telah dikerahkan dari seluruh Jepang, namun pekerjaan mereka menjadi rumit karena banyak ruas jalan terputus akibat gempa dan diperkirakan telah terjadi 1.000 tanah longsor.

Dalam dua hari terakhir, wilayah Ishikawa diselimuti salju sehingga mempersulit operasi pencarian dan penyelamatan.

Bertahan hidup, seorang wanita berusia 90-an tahun diselamat petugas sekitar lima hari usai gempa pada Sabtu kemarin. Ia ditemukan di bawah reruntuhan rumah yang runtuh di kota Suzu di Semenanjung Noto yang terkena dampak paling parah.

"Tetap bertahan!" terdengar suara tim penyelamat memanggil wanita tersebut, dalam rekaman polisi dari lokasi kejadian yang dipublikasikan media lokal.

“Anda akan baik-baik saja!” mereka berteriak. "Tetap positif!"

Tanah Longsor

Tidak semuanya seberuntung itu. Di kota Anamizu, seorang pria berusia 52 tahun yang kehilangan putranya yang berusia 21 tahun dan mertuanya menunggu untuk mendengar kabar tentang istrinya, tiga anaknya, dan anggota keluarga lainnya.

“Saya ingin mereka masih hidup. Tidak terpikirkan kalau saya dibiarkan sendirian,” katanya kepada NHK.

Cuaca dingin juga kemungkinan akan memperburuk kondisi lebih dari 28.800 orang di 404 tempat penampungan pemerintah.

Hujan yang terus-menerus telah meningkatkan risiko tanah longsor baru, sementara salju tebal dapat menyebabkan lebih banyak bangunan runtuh.

Setidaknya 2.000 orang di banyak komunitas di semenanjung Noto terdampak jalan rusak, dan sekitar 1.000 kasus tanah longsor juga menghalangi kendaraan bantuan. Hal ini membuat material bantuan lambat mencapai daerah yang mengalami pemadaman air dan listrik.

Sekitar 20.700 rumah tangga di wilayah Ishikawa yang lebih luas masih kehilangan aliran listrik kemarin, dan lebih dari 66.100 rumah tangga hidup tanpa air.

“Prioritas pertama adalah menyelamatkan orang-orang yang tertimbun reruntuhan, dan menjangkau masyarakat terpencil,” kata Perdana Menteri Fumio Kishida dalam wawancara dengan NHK.
 
Baca juga:  Nenek Berusia 90-an Ditemukan Selamat Lima Hari usai Gempa Jepang


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan