Selama empat hari berturut-turut, Tiongkok mengirim sejumlah jet militer mereka ke zona pertahanan udara Taiwan. Hal ini dilakukan sebagai unjuk kekuatan publik.
Taiwan menganggap mereka sebagai negara berdaulat, tapi tidak demikian dengan Tiongkok. Bagi Negeri Tirai Bambu, Taipei adalah provinsi yang memisahkan diri.
Beijing tidak mengesampingan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk mencapai penyatuan.
"Kami akan berdiri dan berbicara, baik secara pribadi maupun publik saat melihat ada aktivitas yang membuat kawasan tidak stabil," kata Sullivan, dilansir dari BBC, Jumat, 8 Oktober 2021.
Hal ini disampaikan Sullivan sehari setelah bertemu dengan diplomat top Tiongkok, Yang Jiechi.
Baca juga: Taiwan Inginkan Dukungan Internasional Setelah Ancaman dari Tiongkok
"Kami akan mengambil tindakan sekarang untuk mencoba mencegah hari itu (pertempuran militer) terjadi," kata Sullivan saat ditanya tindakan militer yang AS ambil untuk membela Taiwan.
Sullivan mengatakan, Tiongkok akan dengan gigih mempertahankan perspektif mereka. "Adalah kewajiban kita sebagai Amerika Serikat, bekerja dengan sekutu dan mitra untuk memperjelas di mana kita berdiri, membela teman-teman, dan kepentingan kita. Itulah yang ingin kami lakukan," tegasnya.
Taiwan memisahkan diri dari daratan ketika komunis merebut kekuasaan pada 1949. Analis memperingatkan Beijing menjadi semakin khawatir pemerintah Taiwan menggerakkan pulau itu menuju deklarasi kemerdekaan formal.
Mereka ingin mencegah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengambil langkah apa pun ke arah itu. Namun, Presiden AS Joe Biden mengatakan mitranya, Presiden Xi Jinping telah setuju untuk mematuhi "perjanjian Taiwan".
Biden tampaknya merujuk pada kebijakan lama "satu China" Washington di mana ia mengakui Tiongkok daripada Taiwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id