Status darurat Covid-19 saat ini, kelima sejak awal pandemi, seharusnya berakhir pada 31 Agustus mendatang dan kini diperpanjang hingga 12 September.
Selasa kemarin, Jepang mencatat 4.377 kasus baru Covid-19 setelah sempat mencapai kisaran 5.000-an pada Jumat pekan kemarin.
"Varian Delta yang menyebar di seluruh dunia juga memicu lonjakan kasus di negara ini," kata Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.
"Kasus-kasus serius melonjak dengan cepat dan sangat membebani sistem kesehatan, terutama di wilayah ibu kota," sambungnya, dikutip dari laman Shine, Rabu, 18 Agustus 2021.
Baca: Kasus Covid-19 di Jepang Capai 1 Juta saat Infeksi Menyebar ke Luar Tokyo
Usai pengumuman PM Suga, status darurat Covid-19 kini meliputi hampir 60 persen dari total populasi Jepang karena meliputi prefektur Ibaraki, Tochigi, Gunma, Shizuoka, Kyoto, Hyogo and Fukuoka. Pembatasan yang tidak terlalu ketat diberlakukan di 10 prefektur lainnya.
Di bawah status darurat, restoran diminta tutup lebih awal dan dilarang menyuguhkan produk beralkohol. PM Suga juga berencana meminta supermarket untuk membatasi jumlah pengunjung dan durasi beraktivitas di area-area ramai.
Sejauh ini rata-rata kematian akibat Covid-19 di Jepang berada di kisaran 1,3 persen. Angkanya relatif rendah bila dibandingkan 1,7 persen di Amerika Serikat dan 2,1 persen di Inggris.
Namun sejumlah pakar kesehatan khawatir rata-rata kematian ini dapat melonjak karena penyebaran varian Delta di kalangan usia muda. Meski usia muda cenderung tidak memperlihatkan gejala parah, mereka dapat menularkan Delta ke kelompok-kelompok lain yang lebih rentan, termasuk orang lanjut usia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News