Australia, negara dengan total populasi 25 juta jiwa, optimistis dapat semakin dekat menuju skema "hidup bersama Covid-19" melalui tingginya angka vaksinasi.
"Satu lagi pencapaian luar biasa di Australia," kata PM Morrison dalam sebuah video di Facebook. "Angkanya 4 dari 5, cukup bagus bukan? Ini adalah upaya nasional sesungguhnya di Australia," ucap PM Morrison, dilansir dari The Straits Times.
Meski vaksinasi masih bersifat anjuran di level federal, sejumlah negara bagian dan wilayah di Australia telah mewajibkannya kepada para warga dan kelas pekerja. Mereka yang belum divaksinasi di Australia tidak boleh melakukan banyak aktivitas, termasuk makan di restoran maupun menghadiri konser.
Senin kemarin, Australia telah melonggarkan pembatasan perbatasan internasional untuk kali pertama sejak pandemi. Namun, mereka yang boleh masuk Australia hanya yang sudah divaksinasi penuh dari negara-negara yang tingkat vaksinasinya tinggi.
Sementara itu, sekitar 3.000 orang berunjuk rasa damai menentang kewajiban vaksinasi Covid-19 di Melbourne, ibu kota negara bagian Victoria. Selama pandemi, Melbourne sempat berada di bawah status penguncian (lockdown) selama lebih kurang 9 bulan.
Aksi protes menentang vaksinasi berlangsung di Australia dalam beberapa bulan terakhir. Namun demonstrasi semacam itu relatif kecil dan tidak signifikan.
Hampir 90 persen orang di New South Wales telah menjalani vaksinasi Covid-19. Di Canberra, angkanya mencapai 95 persen.
Namun di Wilayah Utara dan Australia Barat, angkanya masih relatif rendah di kisaran 65 persen.
Baca: Peneliti Australia Ungkap Strategi Perangi Varian Covid-19 di Masa Depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News