Di tengah perang melawan varian Delta Covid-19, Selandia Baru menetapkan 10 November mendatang sebagai tanggal dibukanya kembali sejumlah pertokoan dan ruang publik seperti perpustakaan dan museum di Auckland.
"Karena tingkat vaksinasi di Auckland sudah cukup tinggi, kita dapat melangkah secara lebih percaya diri," kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, dikutip dari The Straits Times, Senin, 1 November 2021.
"Keputusan-keputusan yang diambil menekankan pada keseimbangan, agar kita dapat melepaskan sejumlah tekanan dan rasa lelah yang sudah berlangsung lama di Auckland," sambungnya.
Meski lockdown Auckland diperpanjang, jumlah maksimal orang yang boleh berkumpul dalam satu acara di luar ruangan ditambah menjadi 25.
Baca: Selandia Baru Longgarkan Aturan Karantina Bagi Pendatang Luar Negeri
Selandia Baru mendapat pujian global tahun lalu atas respons menangani pandemi Covid-19. Namun negara tersebut mengalami kesulitan dalam menangani wabah terbaru Covid-19 yang dipicu kemunculan varian Delta.
Sempat menerapkan strategi nol kasus, PM Jacinda Ardern mengubahnya ke skema "hidup bersama Covid-19."
Kendati belum dapat mengendalikan varian Delta, situasi pandemi Covid-19 di Selandia Baru masih jauh lebih baik ketimbang sejumlah negara. Sejauh ini, Selandia Baru hanya mencatat total sekitar 6.000 kasus dengan 28 kematian.
Kasus harian Covid-19 di Selandia Baru meningkat dalam beberapa hari terakhir. Senin ini, Selandia Baru mencatat tambahan 162 infeksi Covid-19, dengan 53 di antaranya ada di rumah sakit, dan empat di unit perawatan intensif.
PM Ardern menyebut, tingginya laju vaksinasi Covid-19 dapat memberi perlindungan kepada masyarakat agar jumlah mereka yang dirawat di rumah sakit dapat ditekan.
Lebih dari 75 persen warga Selandia Baru, atau sekitar 3,1 juta orang, telah divaksinasi penuh dua dosis. Sementara 88 persen lainnya baru menerima dosis pertama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News