Dilansir dari Al Arabiya, Senin, 25 Oktober 2021, seruan Tiongkok disampaikan di hari yang sama di saat militer Sudan menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Abdalla Hamdok.
"Tiongkok akan terus mengikuti gejolak di Sudan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan keamanan institusi dan personel kami di sana," kata Wenbin.
Selama ini, Tiongkok merupakan investor utama di benua Afrika, termasuk untuk Sudan.
Sejumlah pejabat tinggi Sudan telah ditangkap dalam kudeta ini. Berbeda dari yang lain, PM Hamdok dikabarkan tidak dijebloskan ke penjara dan hanya dijadikan tahanan rumah di ibu kota Khartoum.
Baca: Kudeta Sudan, Militer Tutup Akses Keluar Masuk Ibu Kota
Kudeta Sudan telah membuat upaya transisi menuju demokrasi jatuh ke jurang ketidakpastian. Sudan berusaha keras beralih ke demokrasi usai tergulingnya mantan Presiden Sudan, Omar al-Bashir pada 2019.
Saat Sudan masih dipimpin al-Bashir, Tiongkok sudah menjadi mitra dagang terbesar di negara tersebut.
Sementara itu di Amerika Serikat, Utusan Khusus untuk Afrika Jeffery Feltman mengaku sangat khawatir atas kudeta Sudan.
"AS sangat khawatir atas laporan pengambilalihan kekuasaan pemerintah transisi (Sudan)," tulis Feltman via Twitter.
"Hal yang tidak dapat diterima ini bertentangan dengan Deklarasi Konstitusi dan aspirasi demokrasi masyarakat Sudan," sambungnya. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id