Namun jika kota Shusha memang telah direbut, maka hal tersebut menandai sebuah kemenangan besar Azerbaijan atas pasukan etnis Armenia.
"Dengan senang hati, saya menginformasikan kepada kalian semua bahwa kota Shusha telah berhasil dibebaskan," kata Aliyev dalam sebuah pidato di televisi nasional, dikutip dari laman Al Jazeera pada Minggu, 8 November 2020.
Saat Aliyev menyampaikan pengumumannya, otoritas Armenia menegaskan bahwa "pertempuran sengit" masih berlangsung di kota Shusha.
Baca: 21 Warga Sipil Azerbaijan Tewas dalam Serangan Armenia
Di ibu kota Baku, warga Azerbaijan berkumpul dalam jumlah besar dalam merayakan direbutnya kota Shusha. Mereka mengibarkan bendera dan menyanyikan berbagai slogan kemenangan, serta ada beberapa pengendara yang membunyikan klakson mobil mereka.
Kota Shusha dan area di sekelilingnya telah menjadi lokasi pertempuran antara pasukan Azerbaijan dan etnis Armenia dalam enam pekan terakhir. Kedua kubu terus bertempur meski gencatan senjata berulang kali dibuat dan berakhir runtuh.
Shusha, atau disebut Shushi oleh Armenia, merupakan kota strategis dan sarat nilai budaya bagi Azerbaijan maupun Armenia. Shusha terletak sekitar 15 kilometer dari kota terbesar di Nagorno-Karabakh, Stepanakert.
Leyla Abdullayeva, juru bicara Kementerian Luar Negeri Azerbaijan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Shusha adalah kota yang sangat penting bagi Azerbaijan.
"Kami telah menantikan hari seperti ini. Anda dapat melihat warga Azerbaijan merayakannya dengan penuh semangat di jalanan," tutur Abdullayeva.
"Dan kami yakin kami akan terus berjuang hingga akhir, seperti yang sudah dikatakan presiden. Kami akan membebaskan semua wilayah Azerbaijan dari pendudukan (Armenia)," pungkasnya.
Konflik terbaru di Nagorno-Karabakh meletus pada 27 September lalu, yang hingga saat ini telah menewaskan ratusan orang. Sejumlah gencatan senjata telah disepakati dan diberlakukan, namun pertempuran masih berlangsung hingga saat ini.
Nagorno-Karabakh adalah wilayah yang diakui komunitas global sebagai milik Azerbaijan, namun saat ini dikuasai separatis Armenia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News