Seorang pria berjalan melewati gedung parlemen Sri Lanka di Kolombo, 17 Mei 2022. (ISHARA S. KODIKARA / AFP)
Seorang pria berjalan melewati gedung parlemen Sri Lanka di Kolombo, 17 Mei 2022. (ISHARA S. KODIKARA / AFP)

Parlemen Sri Lanka Memulai Proses Pemilihan Presiden Sabtu Ini

Willy Haryono • 16 Juli 2022 10:14
Kolombo: Parlemen Sri Lanka dijadwalkan berkumpul hari Sabtu ini, 16 Juli 2022, untuk memulai proses pemilihan presiden usai Gotabaya Rajapaksa lari meninggalkan negaranya kemudian mengundurkan diri.
 
Dikutip dari India Today, ini merupakan kali pertama dalam sejarah Sri Lanka seorang presiden akan dipilih oleh anggota parlemen, bukan mandat populer masyarakat.
 
Total 225 anggota parlemen Sri Lanka akan memilih presiden baru dalam sebuah pemungutan suara rahasia pada 20 Juli mendatang, menurut keterangan juru bicara parlemen Mahinda Yapa Abeywardena pada Jumat kemarin.

Nantinya, presiden baru yang dipilih parlemen Sri Lanka akan menyelesaikan sisa akhir masa jabatan Gotabaya Rajapaksa hingga November 2024.
 
Sebelum terpilihnya presiden baru, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe untuk sementara menjadi pelaksana tugas kepresidenan, walau para pengunjuk rasa juga mendesak agar dirinya ikut mundur bersama Rajapaksa.
 
Baca:  Presiden Sri Lanka Akhirnya Resmi Mengundurkan Diri
 
Setelah mengucapkan sumpah jabatan pada Jumat kemarin, Wickremesinghe mengatakan bahwa dirinya "terikat konstitusi." Ia mencoba menenangkan publik bahwa wewenang presiden yang kini dipegangnya relatif terbatas.
 
Kekacauan di Sri Lanka terjadi akibat krisis ekonomi akut yang melanda negara tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, Sri Lanka kesulitan mengimpor berbagai bahan kebutuhan pokok, terutama makanan, obat-obatan dan bahan bakar minyak (BBM).
 
Krisis ekonomi ini otomatis memicu gerakan protes, yang memaksa Rajapaksa untuk melarikan diri usai massa menduduki kantor serta kediamannya beberapa hari lalu.
 
Meski masyarakat Sri Lanka merayakan keluarnya Rajapaksa dan menyongsong kehadiran pemerintahan interim, krisis ekonomi di negara tersebut masih jauh dari kata usai.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan